Whatever form you attribute to Divinity, contemplate on that form. When you worship that form, your mind may waver quite a bit in the beginning. One-pointed focusing of the mind on a particular form is called concentration. When you practice concentration, the wavering of the mind may somewhat reduce. That is the state of contemplation. In contemplation also, there is some wavering of the mind. When the mind becomes totally steady, only then can you call it meditation. Gradually, you forget yourself. That is the super conscious state (samadhi) in which you transcend all forms. Then you will experience the attributeless Divine.
Apapun wujud yang engkau pilih bagi Tuhan, pusatkanlah pikiranmu pada wujud tersebut. Ketika engkau memuja wujud tersebut, pikiranmu mungkin akan sedikit bergolak pada awalnya. Pemusatan pikiran pada satu wujud tertentu disebut dengan konsentrasi. Ketika engkau melakukan konsentrasi, pergolakan pikiran agak berkurang. Ini adalah keadaan kontemplasi. Dalam kontemplasi juga, masih ada sedikit pergolakan pikiran. Ketika pikiran menjadi benar-benar tenang, itulah yang disebut dengan meditasi. Secara perlahan, engkau akan melupakan dirimu sendiri. Itu adalah keadaan super sadar (samadhi) yang mana melampaui semua wujud. Maka kemudian engkau akan mengalami Ketuhanan yang tak beratribut.
-Divine Discourse, 6 July 2009
No comments:
Post a Comment