During the little time available, if you don't think of some good subject, but merely recollect the ignorant prattle of others, it is as if you too joined in the blame game. This is harmful to a devotee. One word following another produces anger and pain. The path of devotion is designed for suppressing, not developing these qualities. The talk of the fault finders is like the sound of bronze. Cheap metals make more sound. Gold which does not make sound is very valuable. So too, true devotees will remain mute, following the path of silence. Their tongue will be fully engaged in the repetition of the essential greatness of the Lord's Name. It is best that they have no respite for any other word. So do not permit the words of the bronze-voiced persons to enter your ears, instead fill them with the Name of the Lord.
Di dalam sedikit waktu luangmu, jika engkau tidak memikirkan hal-hal yang baik, namun hanya mengingat-ingat kembali perkataan orang lain yang sebenarnya tidak perlu, hal itu bagaikan memasuki permainan saling menyalahkan. Hal ini berbahaya bagi seorang pengikut spiritual. Rentetan satu kata mengikuti kata yang lain akan menimbulkan kemarahan dan rasa sakit hati. Jalan pencari spiritual sejati dibuat untuk mengurangi, bukannya meningkatkan sifat-sifat buruk tadi. Obrolan untuk mencari-cari kesalahan orang lain adalah bagaikan ributnya suara logam perunggu. Logam murahan akan menghasilkan suara lebih ribut. Emas, yang mana tidak menimbulkan keributan suara, adalah logam yang sangat berharga. Demikian juga, pengikut spiritual sejati akan tetap tenang, mengikuti jalan keheningan. Lidah mereka akan selalu sibuk dalam mengulang-ulang Nama Tuhan. Itu adalah jalan yang terbaik karena tidak akan ada jeda untuk kata yang lain selain Nama Tuhan. Jadi, jangan biarkan kata-kata dari orang lain yang bagaikan suara logam murahan masuk ke telingamu, sebaliknya penuhilah telingamu dengan Nama Tuhan.
-Divine Discourse, Sandeha Nivarini
No comments:
Post a Comment