Brahman (The Supreme Conciousness) is a shoreless, bottomless ocean. That ocean is the basis for the ever-shifting waves, the evidence and result of His power. The wave emerges from the sea, leaps forth from it, falls back into it and dissolves itself into it. Though the power of the sea is thus manifested in ups and downs, rise and fall, the sea is steady and fixed. But the world is concerned more with the temporary and the shifting and thinks that the waves are very important. All the senses, all the impulses rise up in overpowering strength like waves from the sea, roar in fury, and subside in the waters. They do not confer peace. The wise thing is to forget these waves and to direct attention towards the sea beneath which is without change. Only then you can attain peace and swim happily in the deep undisturbed waters.
Brahman (Kesadaran Tertinggi) bagaikan samudera tak bertepi, tak berdasar. Samudera tersebut adalah muasal dari ombak yang terus bergelombang, bukti akan hadirnya kekuatan Tuhan. Ombak muncul dari samudera, melaju bergelombang di permukaannya, luruh kembali kepadanya, dan lebur menjadi satu bersamanya. Meskipun kekuatan samudera menjelma jadi ombak yang naik dan turun, timbul dan tenggelam, sang samudera selalu kokoh dan tetap adanya. Namun sisi keduniawian lebih menganggap penting hal-hal yang sementara dan selalu berubah dan berpikir bahwa ombak adalah sangat penting. Semua indera, semua dorongan keinginan selalu melonjak tinggi dengan kekuatan yang berlebihan bagai ombak di lautan, menderu dengan dahsyat, namun akhirnya menyusut di dalam air. Mereka tidak menawarkan kedamaian. Hal yang bijaksana adalah dengan melupakan semua ombak itu dan mengarahkan perhatian pada samudera dibawahnya yang tak tergoyahkan. Hanya dengan demikianlah engkau akan bisa menggapai kedamaian dan berenang penuh kebahagiaan di dalam air yang tenang tanpa gangguan.
-Divine Discourse, Prasanthi Vahini
No comments:
Post a Comment