The shastras (scriptures) direct and counsel everyone. People yield to delusion and become one with the darkness caused by false values and attachment to the unreal - the “me” and “mine”. But scripture is the mother; she does not give up. She persists and pursues; she reminds people of their goal in order to ensure that they will be saved. One need not drink the entire ocean to know its taste; placing just one drop on the tongue is enough. Similarly, it is impossible to understand all the contents of the scriptures. It is enough if one grasps the important lesson that is elaborated therein and puts that lesson into practice. The lesson is: Constant thought of God.
Shastras (kitab suci) langsung dan mengarahkan setiap orang. Orang-orang menyerah pada khayalan dan menjadi satu dengan kegelapan yang disebabkan oleh nilai-nilai yang keliru dan keterikatan pada yang tidak nyata tersebut, "aku" dan "milikku". Namun kitab suci adalah ibu, yang tidak akan menyerah. Kitab suci bertahan dan mengejar, ia mengingatkan orang-orang akan tujuan mereka, untuk memastikan bahwa mereka akan diselamatkan. Seseorang tidak perlu minum seluruh samudra untuk mengetahui bagaimana rasanya air laut, hanya satu tetes di lidah sudah cukup untuk merasakannya. Demikian pula, adalah mustahil untuk memahami semua isi dari kitab suci. Sudah cukup jika seseorang memahami pelajaran penting yang diuraikan di dalamnya dan mempraktekkan ajaran tersebut. Pelajarannya adalah: Berpikir konstan pada Tuhan.
- Sutra Vahini, Chap 3, "The Vedas teach the constant thought of God".
No comments:
Post a Comment