Keep the mind and the intellect serene and sacred, free from dirt. When thoughts and feelings are impure and agitated, you cannot be calm and happy. When the mind is polluted, so are our reactions. To keep the mind clean, you must analyse sympathetically situations involving others and their activities, and then decide on how to react to them. You should not rush to draw conclusions. Adopting the reactions of others is certainly not desirable. You must resolve on any action only after intelligent discrimination and inquiry. “Some course of action is being followed by someone; so, we shall follow that course ourselves” - this attitude is mean and demeaning, it is a sign of weakness. It is the consequence of basic ignorance. Only sheep behave in that manner.
Jagalah pikiran dan intelek tenang, suci, serta bebas dari ketidakmurnian. Ketika pikiran dan perasaan tidak murni dan gelisah, engkau tidak bisa tenang dan bahagia. Ketika pikiran telah tercemar, reaksinya juga tercemar. Untuk menjaga pikiran tetap suci, engkau harus menganalisis dengan penuh perhatian situasi yang melibatkan orang lain dan aktivitas mereka, dan kemudian memutuskan bagaimana bereaksi terhadap mereka. Engkau seharusnya tidak perlu terburu-buru untuk menarik suatu kesimpulan. Mengadopsi reaksi orang lain sudah tentu tidak diinginkan. Engkau harus menyelesaikan tindakan apapun hanya setelah melakukan diskriminasi dan penyelidikan yang cerdas. "Beberapa tindakan dituruti dengan pengetahuan yang kurang, maka dari itu, kita seharusnya mengikuti diri kita sendiri" Tindakan yang dituruti dengan pengetahuan yang kurang merupakan tindakan yang buruk dan merendahkan, yang merupakan tanda kelemahan. Ini adalah konsekuensi dari ketidaktahuan yang mendasar. Hanya orang yang berpandangan piciklah yang berperilaku seperti tersebut.
- Vidya Vahini, Ch 16.
No comments:
Post a Comment