A true scholar should not entertain egoism in his thoughts at any time. However, the misfortune is that scholars as a class are today afflicted with unbounded egoism. As a consequence, they follow incorrect ideals and take to wrong paths. They confer the benefits of education only on themselves and on their kith and kin. As a result, they forgo their position among sajjans (noble men) and the respect it can bring. One must grant generously to others the knowledge, skill and insight that one has acquired. If this is not done, human progress itself is endangered. In order to promote the best interest of mankind, one has to cultivate the holy urge of paropakaaram (service to others) and the attitude of sharing.
Seorang terpelajar sejati seharusnya tidak mengembangkan egoisme dalam pikirannya. Akan tetapi, kesulitannya adalah bahwa para terpelajar saat ini telah dibelenggu dengan egoisme yang tidak terbatas. Maka akibatnya mereka mengikuti tujuan yang salah dan mengambil jalan yang salah. Mereka memberi manfaat pendidikan hanya untuk diri mereka sendiri serta sanak keluarga mereka. Sebagai hasilnya, mereka melupakan posisi mereka diantara Sajjans (orang-orang mulia) dan orang-orang yang menghargai mereka. Seseorang harus memberikan dengan murah hati pada orang lain pengetahuan, keterampilan, dan wawasan yang telah diperolehnya. Jika hal ini tidak dilakukan, maka kemajuan umat manusia akan terancam. Untuk memajukan umat manusia, seseorang harus mengembangkan dorongan suci untuk melayani orang lain (Paropakaaram) dan memiliki sikap berbagi dengan yang lainnya
No comments:
Post a Comment