The blind cannot be saved by one who has no eyes; the destitute cannot be helped by the impoverished. How can a person who is needy and helpless remove the poverty, suffering, and pain of another? The poor must approach the affluent, the wealthy. The blind must seek the guidance of a person who can see. One who is bound and blinded by the dualities of creation has to take refuge in the inexhaustible treasure of compassion, power, and wisdom, namely, the Divine Atma. Then, one can get rid of the destitution of grief, revel in the wealth of spiritual bliss, and attain the goal of human existence. This consummation is won through the Grace of the Lord.
Orang buta tidak dapat diselamatkan oleh orang yang tidak bisa melihat. Demikian juga orang yang miskin tidak dapat dibantu oleh orang miskin. Bagaimana orang yang miskin dan orang yang tak berdaya menghapus kemiskinan dan penderitaan, dari yang lainnya? Orang yang miskin harus menghampiri kekayaan, yaitu orang yang kaya. Orang buta harus mencari bimbingan dari orang yang bisa melihat. Orang yang terikat dan dibutakan oleh dualitas penciptaan harus mencari perlindungan pada harta yang tak habis-habisnya dari kasih sayang, kekuasaan, dan kebijaksanaan, yaitu Atma. Kemudian, seseorang dapat menyingkirkan kesedihan dari kemiskinan, bersenang-senang dalam kekayaan kebahagiaan rohani, dan mencapai tujuan dari keberadaan manusia. Penyempurnaan tersebut dimenangkan melalui rahmatTuhan.
No comments:
Post a Comment