When the person who is bound relies on the one who is not bound, he can get rid of his bonds and move about freely. The person who is deep in grief must seek refuge in the one who is floating on spiritual bliss (ananda) filled with joy. Bondage plunges one into sorrow; the Lord is Total Bliss Personified. Therefore, one can be completely cured of grief only by resorting to the inexhaustible spring of delight, the Lord. And what exactly is liberation (moksha)? It is release from grief, the absence of sorrow, and attainment of spiritual bliss (ananda-praapti). The supreme Self, the sovereign Lord, is the embodiment of indivisible sweetness (rasa), the treasure house of bliss (ananda nilaya). Hence, those who seek and secure His grace gain eternity itself.
Ketika orang yang terikat bergantung pada orang yang tidak terikat, ia dapat melepaskan ikatannya dan dapat bergerak bebas. Orang yang mengalami kesedihan yang mendalam harus mencari perlindungan pada orang yang telah mendapatkan kebahagiaan rohani (Ananda), yaitu orang yang dipenuhi dengan sukacita. Keterikatan menjerumuskan seseorang ke dalam kesedihan. Tuhan adalah perwujudan Kebahagiaan sejati. Oleh karena itu, seseorang benar-benar dapat disembuhkan dari kesedihan hanya dengan beralih pada kebahagiaan sejati yaitu Tuhan. Dan apa yang dimaksud dengan kebebasan (Moksha)? Kebebasan adalah lepas dari kesedihan, ketiadaan kesedihan, dan pencapaian kebahagiaan rohani (Ananda-Praapti). Tuhan merupakan perwujudan dari manisnya kebahagiaan (Rasa) serta rumah harta karun kebahagiaan (Ananda Nilaya). Oleh karena itu, mereka yang mencari dan mendapatkan rahmat-Nya akan memperoleh keabadian itu sendiri.
- Sutra Vahini, Chap 7, Divine Will is the Cause of all Causes.
No comments:
Post a Comment