Sri Krishna (Divine Incarnation of Lord Krishna) was born as the eighth child of Devaki. This is very significant to an aspirant to visualize the Divine present in themselves. Samadhi is the observance of the eight fold discipline - abstention from evil doing, observance, controlling breath and posture, withdrawal of mind from sense objects, concentration, meditation and absorption in the Self (Atma). The Lord can be visualized only after the seven steps are successfully negotiated and the mind purified in the process. The term Samadhi represents the intelligence in grasping the fundamental equality of every being. Not only will all feelings of difference and distinction disappear, but even notions such as heat and cold, grief and joy, good and bad, become meaningless. When one reaches that state, the Lord is automatically born in their consciousness.
Sri Krishna (Penjelmaan Tuhan dalam wujud Krishna) terlahir sebagai putra kedelapan dari Devaki. Hal ini sangatlah penting bagi para pemuja untuk menggambarkan bahwa Ketuhanan hadir dalam diri mereka sendiri. Samadhi adalah puncak dari delapan tingkat latihan spiritual – perbuatan yang baik, ketaatan, pengendalian nafas dan sikap badan, menarik pikiran dari benda-benda duniawi, pemusatan pikiran, meditasi dan bersatu dengan Diri Sejati (Atma). Tuhan hanya bisa digambarkan setelah ketujuh tahap tersebut sudah berhasil dicapai dan pikiran menjadi semakin termurnikan dalam tahapan tersebut. Istilah keadaan Samadhi menunjukan kecerdasan dalam memahami persamaan mendasar antara sesama makhluk hidup. Bukan hanya semua perasaan akan perbedaan dan jarak akan lenyap, namun bahkan juga rasa seperti misalnya panas dan dingin, derita dan bahagia, baik dan buruk, menjadi tidak berpengaruh. Ketika seseorang telah mencapai tingkatan tersebut, Tuhan akan dengan sendirinya akan mewujud di dalam kesadarannya.
- Divine Discourse, June 1, 1977
No comments:
Post a Comment