The effulgence of the Divine Self is obscured by egoism or vanity. Therefore, when egoism or vanity (ahamkaara) is destroyed, all troubles end, all discontents vanish and Bliss is attained. As the Sun is obscured by mist, the feeling ofAhamkaara hides eternal bliss. Even if the eyes are open, a piece of cloth or cardboard can prevent vision from functioning effectively and usefully. So too, selfishness prevents a human being from seeing God, who is nearer to Him than anyone or anything. To bring the teachings of the Scriptures into one's actual life, you must scotch the feeling "I know" and open your eyes to the Real Essence and introspect on it. Then, you can attain bliss without fail.
Kecemerlangan Tuhan dibuat suram oleh keakuan atau kesombongan. Jadi, ketika keakuan atau kesombongan (ahamkaara) telah dihancurkan, maka semua kesulitan akan teratasi, semua ketidakpuasan akan lenyap dan Kebahagiaan Sejati akan bisa diraih. Bagaikan tertutupnya Sang Surya oleh kabut, demikian juga rasa Ahamkaaramenyembunyikan kedamaian abadi. Biarpun kedua mata kita terbuka lebar, sehelai kain atau sepotong kertas karton bisa menghalangi pandangan kita sehingga tidak bisa bekerja dengan baik dan berguna. Demikian juga, sifat mementingkan diri sendiri akan menghalangi manusia untuk bisa melihat Tuhan, dimana kita berada lebih dekat padaNya daripada orang lain atau apapun. Supaya bisa melaksanakan ajaran Kitab Suci dalam kehidupan sehari-hari, engkau harus menghilangkan perasaan ”Aku tahu” dan bukalah matamu pada Intisari Sejati dan berinstropeksi padanya. Maka, engkau akan bisa meraih kebahagiaan tanpa kegagalan.
No comments:
Post a Comment