Generally speaking, one gets easily drawn to sense objects, as one becomes a victim of instincts. Instincts readily seek sense objects. Instincts come along with the body and do not require any training, just as an infant seeks milk from the mother's breast and the new born calf nestles at the udder. But for the infant to walk and talk, training is necessary. They are not automatic; these skills are acquired by example and imitation of others. So also, training is essential for the proper pursuit of sense pleasure, for it is the wild, untrained search for such pleasure that promotes anger, hatred, envy, malice and conceit. To train them along salutary lines and to hold them under control, certain good disciplines such as japa (repetition of God’s Name), dhyana (meditation) and upavasa (fasting) are esse ntial.
Secara umum, seseorang akan mudah tertarik pada objek-objek indera, sebagai salah satu korban dari naluri. Naluri sangat mudah untuk mencari objek-objek indera. Naluri datang bersama dengan badan dan tidak memerlukan pelatihan apapun, sama seperti bayi mencari susu dari payudara ibunya dan anak sapi yang baru lahir mendekap ambing sapi itu. Tetapi bagi bayi, untuk berjalan dan berbicara, diperlukan latihan. Hal itu tidak otomatis. Keterampilan ini akan didapat melalui contoh dan meniru dari yang lainnya. Demikian juga, latihan sangat penting untuk mendapatkan kesenangan duniawi yang sepantasnya, karena pencarian yang tidak terlatih dan sembarangan, akan menimbulkan kemarahan, kebencian, iri hati, kedengkian, dan kesombongan. Untuk melatihnya agar tetap berada di sepanjang garis yang bermanfaat dan menjaganya tetap di bawah kontrol, disiplin tertentu seperti Japa (Pengulangan Nama Tuhan), Dhyana (Meditasi) dan Upavasa (Puasa) sangat penting untuk dilakukan.
- Bhagavatha Vahini, Chap.1, "The Bhagavatha".
No comments:
Post a Comment