Ajnana (Ignorance) and Dukha (Sorrow) cannot be destroyed by rituals and rites. This is the lesson the scriptures teach us. However, what is happening now is that people have forgotten their real nature. They believe that they are the body and the senses, and crave for objective pleasures. They delude themselves that they can secure joy by catering to the body and senses. Such attempts cannot earn bliss. Instead, they earn disillusionment, defeat and disaster; they reap sorrow and joy in quick succession. The ajnana can only be destroyed with the knowledge of the Divine Self. When illusion disappears, the sorrow produced by one's involvement in the ups and downs of the world is destroyed and one can realize that humanity is the Embodiment of Bliss.
Ajnana (kebodohan) dan Dukha (kesedihan) tidak dapat dihancurkan dengan ritual dan upacara. Ini adalah pelajaran dari kitab suci. Namun, apa yang terjadi sekarang adalah bahwa orang-orang telah melupakan sifat mereka yang sebenarnya. Mereka percaya bahwa mereka adalah badan dan indera, dan menginginkan kesenangan duniawi. Mereka menipu diri mereka sendiri bahwa mereka dapat memperoleh kebahagiaan dengan melayani badan dan indera. Upaya-upaya tersebut tidak bisa mendapatkan kebahagiaan. Sebaliknya, mereka mendapatkan kekecewaan, kekalahan, dan bencana; mereka menuai kesedihan dan kegembiraan silih berganti. Ajnana hanya dapat dihancurkan dengan pengetahuan Ketuhanan. Ketika ilusi menghilang, kesedihan yang dihasilkan oleh karena keterlibatan seseorang dalam kebahagiaan dan kesedihan dunia dihancurkan dan orang bisa menyadari bahwa manusia adalah Perwujudan Kebahagiaan.
-Sutra Vahini, Chapter "Humanity is the Embodiment of Bliss".
No comments:
Post a Comment