Friday, June 29, 2007

Sai Inspires - 29th June 2007




In spiritual matters, it is experience alone that is the deciding factor. Reason is rendered dumb before the testimony of actual experience. All the arguments of logic, all the tricks of dialectics are powerless to nullify the direct effect of that inner evidence. For example, many people laugh at those who practice image worship and condemn it as superstition. But those who do worship idols have the faith that the Omnipresent Almighty is present in the symbol before them...It is a part of the inner mechanism of devotion and faith. Of course, all the 'Worship' carried out with the idea that the idol is life-less wood or stone or bronze, is so much waste of time. But if it is done in the full confidence that the image or idol is alive, saturated with consciousness and power, then, image worship can bestow the Realization of God-head itself.


Dalam hal yang berkaitan dengan spiritual, pengalaman merupakan faktor penentu. Segala macam alasan-alasan akan terbungkam oleh kesaksian yang berdasarkan pengalaman nyata. Segala bentuk argumentasi berdasarkan logika maupun tipu-daya yang mengandalkan kemampuan dialetik tak akan sanggup menihilkan dampak langsung yang diperoleh dari inner evidence (bukti nyata yang dirasakan oleh seseorang individu di dalam dirinya sendiri). Sebagai contoh, banyak orang yang mentertawakan mereka yang mempraktekkan ritual pemujaan terhadap Rupang/Pratima dewa-dewi tertentu, sembari memberi cap bahwa praktek tersebut merupakan tahyul. Akan tetapi, bagi mereka yang yakin terhadap ritual pemujaan itu justru percaya bahwa Sang Khalik yang Omnipresence hadir di dalam simbol yang mereka puja tersebut... Hal ini merupakan salah-satu bagian dari mekanisme internal untuk bhakti dan keyakinan. Tentu saja praktek ibadah menjadi tak ada gunanya dan hanya akan membuang-buang waktu, bilamana ia dilaksanakan dengan pandangan keliru yang menganggap bahwa rupang/pratima yang dipuja itu hanya berupa bongkahan kayu atau batu atau perunggu yang tak bernyawa. Akan tetapi bilamana ibadah dilakukan dengan keyakinan penuh bahwa gambar atau rupang sebagai sesuatu yang hidup dan terisi dengan (Divine) consciousness dan power, maka ibadah itu akan sanggup memberkahimu Realisasi Ke-Ilahi-an.


- Divine Discourse, April 6th, 1961