Wednesday, September 30, 2009

Sai Inspires 30th September 2009


Today people have no regard for truth. Many people do not really mean what they speak. They have something in their mind but say just the opposite. They manipulate their words according to the person and situation. Truth is that which does not change with time. Truth is changeless in past, present and future. Truth is one, not two. The Upanishads (ancient Indian scriptures) extol the principle of truth in many ways. Truth cannot be described in words. Bliss is its form. When you close your eyes and start contemplating on truth, you will experience inexpressible bliss. Unknowingly, you start smiling. Where has this smile come from? It has come from your feelings of bliss. And what is the source of bliss? The source of bliss is God. The happiness you get by your union with God is eternal. Happiness is union with God. When you are dua l-minded, you cannot experience this happiness.

Sekarang ini orang-orang tidak menghargai kebenaran. Banyak orang bertindak tidak sesuai dengan apa yang mereka katakan. Mereka berpikir tentang sesuatu hal namun mengatakan yang sebaliknya. Mereka memanipulasi kata-kata tergantung siapa orang yang diajak bicara dan kondisi saat itu. Kebenaran tidaklah berubah seiring dengan perjalanan waktu. Kebenaran itu tidak berubah di saat lampau, saat ini dan di masa yang akan datang. Kebenaran hanyalah satu, bukan dua.Upanishads (kitab India kuno) menyanjung prinsip kebenaran dengan banyak cara. Ketika engkau memejamkan mata dan mulai memusatkan pikiran pada kebenaran, engkau akan merasakan kebahagiaan yang tidak dapat dinyatakan dengan kata-kata. Tanpa disadari, engkau akan mulai tersenyum. Dari manakah senyum itu berasal? Ia datang dari rasa bahagiamu. Dan dari manakah kebahagiaan itu berasal? Sumber dari kebahagiaan adalah Tuhan itu sendiri. Kebahagiaan yang engkau dapatkan dari persatuan dengan Tuhan adalah kekal abadi. Kebahagiaan adalah persatuan dengan Tuhan. Kalau pikiranmu mendua, engkau tidak akan bisa merasakan kebahagiaan ini.

- Divine Discourse, October 14, 2002

Tuesday, September 29, 2009

Sai Inspires 29th September 2009


If all is eaten at the same time, the food will not be digested. It would lead to bad health. What we have eaten requires time to get digested and assimilated. Similarly, what is heard should be understood and put in practice. Take time to digest and practice what you internalized. Placing your burden on Destiny and keeping quiet means diminution of effort. Without effort and prayer, Destiny and Grace cannot be attained. Start the effort! With effort and prayer, Destiny can be attained.

Jika semua makanan dimakan pada waktu yang bersamaan, makanan tersebut tidak akan dapat dicerna dengan baik. Hal itu akan berakibat buruk bagi kesehatan. Apa yang kita makan memerlukan waktu untuk dicerna dan diserap oleh tubuh. Demikian juga, apa yang kita dengar haruslah dipahami terlebih dahulu dan kemudian dilaksanakan. Luangkanlah waktu untuk mencerna dan melaksanakan apa yang engkau telah dapatkan. Meyerahkan semua bebanmu pada Takdir dan kemudian berdiam diri berarti meremehkan nilai dari usaha. Tanpa usaha dan doa, Takdir dan Anugerah tidak akan bisa didapatkan. Mulailah berusaha! Melalui usaha dan doa, Takdir bisa dicapai.

- Sandeha Nivarini

Monday, September 28, 2009

Sai Inspires 28th September 2009


During the little time available, if you don't think of some good subject, but merely recollect the ignorant prattle of others, it is as if you too have joined the blame game. This is harmful to a devotee. One word following another produces anger and pain. The path of devotion is designed for suppressing, not developing these qualities. The talk of the fault finders is like the sound of bronze. Cheap metals make more sound. Gold which does not make sound is very valuable. So too, true devotees will remain mute, following the path of silence. Their tongue will be fully engaged in the repetition of the essential greatness of the Lord's Name. It is best that they have no respite for any other word. So, do not permit the words of the bronze-voiced persons to enter your ears, instead fill them with the Name of the Lord.

Di dalam sedikit waktu luangmu, jika engkau tidak memikirkan hal-hal yang baik, namun hanya mengingat-ingat kembali perkataan orang lain yang sebenarnya tidak perlu, hal itu bagaikan memasuki permainan saling menyalahkan. Hal ini berbahaya bagi seorang pengikut spiritual. Rentetan satu kata mengikuti kata yang lain akan menimbulkan kemarahan dan rasa sakit hati. Jalan pencari spiritual sejati dibuat untuk mengurangi, bukannya meningkatkan sifat-sifat buruk tadi. Obrolan untuk mencari-cari kesalahan orang lain adalah bagaikan ributnya suara logam perunggu. Logam murahan akan menghasilkan suara lebih ribut. Emas, yang mana tidak menimbulkan keributan suara, adalah logam yang sangat berharga. Demikian juga, pengikut spiritual sejati akan tetap tenang, mengikuti jalan keheningan. Lidah mereka akan selalu sibuk dalam mengulang-ulang Nama Tuhan. Itu adalah jalan yang terbaik karena tidak akan ada jeda untuk kata yang lain selain Nama Tuhan. Jadi, jangan biarkan kata-kata dari orang lain yang bagaikan suara logam murahan masuk ke telingamu, sebaliknya penuhilah telingamu dengan Nama Tuhan.

- Sandeha Nivarini

Sai Inspires 27th September 2009


It is not good to spend time in conversations which are fault finding and abusive in nature. These are natural and common with many people. Knowing this, those who aspire to become true devotees should search only for bases on which they should build their joy. All the available time should be used for holy purposes, it should not be wasted. You have nothing to do with the good and the bad in the others. Instead of wasting the time, it should be utilized to discard the bad and develop the good in you.

Tidaklah baik jika menghabiskan waktu dalam perbincangan untuk mencari-cari kesalahan dan meyerang orang lain. Hal ini biasa terjadi pada banyak orang. Sadar akan hal ini, mereka yang berharap untuk bisa menjadi pengikut spiritual sejati seharusnya hanya mencari hal-hal yang bisa membangun kebahagiaan sejati mereka sendiri. Semua waktu yang berharga seharusnya digunakan untuk mengerjakan hal-hal yang suci, jangan menyia-nyiakan waktu. Engkau tidak memiliki urusan dengan kebaikan atau keburukan dalam diri orang lain. Jadi, daripada membuang-buang waktumu dengan percuma, pergunakanlah waktumu untuk membuang segala keburukan dan mengembangkan segala kebaikan yang ada di dalam dirimu.

- Sandeha Nivarini

Saturday, September 26, 2009

Sai Inspires 26th September 2008


Believe in yourself first. Then believe in the Omnipresent Lord. When you have faith in these two, neither the good nor the bad will affect you. When one is deluded by the mere external world and when one does not attain success in external desires, the faith in the Lord diminishes. So, give up such desires. Desire only for the spiritual relationship. Then you won't become the target of doubts and difficulties. The important thing for this is faith in the Lord. Without Faith, you start doubting everything - big and small.

Percayalah pada dirimu sendiri terlebih dahulu. Baru kemudian percaya pada Kemahaesaan Tuhan. Ketika engkau telah memiliki keyakinan yang mendalam terhadap dua hal tersebut, tidak akan ada kebaikan atau keburukan yang bisa mempengaruhimu. Saat seseorang terperdaya oleh hal-hal duniawi semata dan saat ia tidak bisa memenuhi nafsu keinginan duniawinya, keyakinan pada Tuhan jadi mengendur. Maka, lenyapkanlah nafsu keinginan semacam itu. Dambakanlah hanya hal-hal yang berhubungan dengan spiritual. Dengan demikian engkau tidak akan menjadi sasaran keragu-raguan dan kesulitan. Hal terpenting dalam hal ini adalah percaya sepenuhnya pada Tuhan. Tanpa Kepercayaan, engkau akan mulai meragukan apa pun – hal yang besar dan kecil.

- Sandeha Nivarini

Sai Inspires 25th September 2009


If you continue to imitate others, your own strength will gradually diminish. Therefore, do not imitate others. Observe restraint. For example, the lion attacks the animal only when it is hungry. It does not go about killing every animal that it comes across. Thus even a wild beast like the lion has the capacity to restrain itself. Hence it is necessary for every human being to observe restraint and certain limits. Do not utilize your strength and power indiscriminately. Trying to amass wealth and being over-smart will only lead you to danger. Limitless ego, anger, and desire will only lead you astray. You have to divert your mind from such a situation and follow the noble path so that you do not cause harm to others nor do you suffer in the process.

Jika engkau terus meniru orang lain, tenagamu akan semakin berkurang. Maka dari itu, janganlah meniru orang lain. Belajarlah mengekang diri. Sebagai contoh, seekor singa memangsa hewan lain hanya pada saat lapar. Singa tidak membunuh setiap hewan yang melintas di dekatnya. Bahkan hewan sebuas singa pun mampu mengekang dirinya. Dengan demikian setiap umat manusia perlu melakukan mempelajari pengekangan dan pembatasan diri. Jangan menggunakan kekuatan dan tenagamu dengan sembarangan. Berusaha untuk menumpuk kekayaan dan bertindak gegabah hanya akan membuatmu tersesat. Engkau harus mengalihkan pikiranmu dari keadaan semacam itu dan mengikuti jalan yang mulia sehingga engkau tidak mengakibatkan penderitaan bagi orang lain dan dirimu sendiri.

- Divine Discourse, Aug 29, 2009

Thursday, September 24, 2009

Sai Inspires 24th September 2009


There is no obstruction that cannot be surmounted. Attachment to sense objects can be removed by sama, dana, uparathi, thithiksha, that is, by developing purity, self-control, withdrawal of desires, and the ability to suffer. Dullness of understanding can be removed by listening again and again. Constant meditation on things heard will abolish the habit of cynical criticism. All absurd conceit will vanish through the teachings one imbibes.

Tiada halangan yang tak bisa ditaklukkan. Keterikatan pada benda inderawi bisa dihilangkan dengan sama, dana, uparathi, thithiksha, yaitu, dengan mengembangkan kemurnian, pengendalian diri, mengurangi keinginan, dan tahan menderita. Ketumpulan pemahaman bisa dihilangkan dengan cara mendengar dan terus mendengarkan berulang-ulang. Meditasi yang tetap pada wacana yang didengar akan membasmi kebiasaan mengecam dengan sinis. Semua keangkuhan yang tak masuk akal akan bisa dihilangkan dengan meresapkan ajaran-ajaran yang diterima.

- Sandeha Nivarini

Wednesday, September 23, 2009

Sai Inspires 23rd September 2009


The obstructions to the present are of the four types: Attachment to sense objects, Cynical criticism, Dullness of understanding and Absurd conceit. The first is the cause of attachment to the objects that attracts the senses. The second makes people discover wrong meanings in the teachings ofGuru (spiritual teacher). The third causes confusion, because the teachings by the Guru are not grasped at all. The last attraction makes one feel that one is a great scholar, pundit or ascetic, mistaking the body and the senses for the Atma.

Halangan sekarang ini ada empat jenis: Keterikatan pada hal-hal inderawi, Kecaman yang sinis, Tumpulnya pemahaman dan Keangkuhan yang tak masuk akal. Yang pertama adalah penyebab keterikatan pada hal-hal yang memikat indera. Jenis kedua membuat orang-orang salah mengerti akan arti ajaranGuru (pengajar spiritual). Jenis ketiga mengakibatkan kebingungan, karena ajaran sang Guru tidak dipahami sama sekali. Jenis terakhir membuat seseorang merasa bahwa ia adalah seorang terpelajar, ahli atau pertapa agung, namun ia salah memahami bahwa badan dan indera dianggap sebagai Atma.

- Sandeha Nivarini

Tuesday, September 22, 2009

Sai Inspires 22nd September 2009


You should not ask either for pardon when wrong is done, nor for reward, when right is done! Why? Doing right is but man's duty. What other reward can there be? The joy of having done one's duty is its own reward. Doing wrong is against the duty of all human beings. So, if a wrong action has been done, one should repent and pray for the intelligence and discrimination necessary for not repeating the wrong already committed. Beyond this, it depends upon His Grace, whether He punishes and protects or pardons and corrects!

Engkau seharusnya tidak hanya memohon pengampunan ketika telah melakukan kesalahan, tidak juga menuntut penghargaan atau hadiah, ketika telah melakukan kebaikan! Mengapa? Melakukan kebaikan adalah kewajiban seseorang. Penghargaan lain apakah yang patut untuk hal itu? Kebahagiaan yang diperoleh ketika melakukan kebaikan adalah hadiah atau penghargaan atas perbuatan itu sendiri. Melakukan kesalahan adalah berlawanan dengan kewajiban seluruh umat manusia. Jadi, jika suatu kesalahan telah dilakukan, seseorang seharusnya menyesal dan berdoa untuk memohon kemampuan berpikir dan memilah hal-hal yang baik dari yang buruk, supaya tidak mengulangi lagi kesalahan yang pernah dilakukan. Lebih dari itu, semua tergantung kepada Kemurahan Tuhan, apakah Ia akan menghukum dan melindungi atau mengampuni dan memperbaiki!

- Sandeha Nivarini

Monday, September 21, 2009

Sai Inspires 21st September 2009


Do not waste time. At present, you are wasting a lot of time in vain pursuits. In fact, Time is our life. Time is everything. "Kaalaya Namaha, Kaala Kaalaya Namaha" (Worship time, Worship the Lord of Time). If you spend such a valuable time, indulging in vain and unsacred things, how can you get it back? It is only to sanctify this life, God has given you your span of time. If you channelize your thoughts in the right path, your actions will be timely. The time, the action, the cause and the duty should be harmonized. Do not ever leave the sacred path. The path will help you lead a sacred life. You can definitely achieve this. 

Jangan membuang-buang waktu. Saat ini, engkau membuang banyak waktu dalam mengejar hal-hal yang sia-sia. Pada dasarnya, Waktu adalah hidup kita. Waktu adalah segalanya. ”Kaalaya Namaha, Kaala Kaalaya Namaha” (Pujalah waktu, Pujalah Sang Penguasa Waktu). Jika engkau melewatkan waktu yang sangat berharga, sibuk dalam hal yang tidak suci dan sia-sia, bagaimana engkau bisa mendapatkan kembali waktumu? Hanya untuk menyucikan hidupmu sajalah, Tuhan telah menganugerahkan rentang waktu untukmu. Jika engkau menyalurkan pikiranmu pada jalan yang benar, tindakanmu akan menjadi tepat pada waktunya. Waktu, tindakan, penyebab dan kewajiban haruslah diselaraskan. Jangan pernah meninggalkan jalan suci. Jalan yang akan menolongmu dalam menjalani hidup yang suci. Engkau sudah pasti bisa mewujudkan hal ini. 


-Divine Discourse, 12 Oct, 2002

Sai Inspires 20th September 2009


All of you should lead your lives with humility and obedience. Destroy all your evil qualities such as pride, ego and wickedness. When you drive away these evil qualities, you will become a pure human being. Wherefrom does humanness come? It comes from your heart. Here, the heart does not refer to the physical heart, but the spiritual heart which is free from all blemishes. Like fragrant air, your purity should spread everywhere. You should share with others the pure thoughts and pure feelings that emanate from you. Whatever you do, it should be helpful to others. Help Ever, Hurt Never. If you imbibe these two qualities, everything will become good for you.

Engkau semua harus menjalani hidupmu dengan penuh kerendahan hati dan ketaatan. Hancurkanlah semua sifat burukmu seperti misalnya keangkuhan, keakuan dan kejahatan. Ketika engkau telah menghalau semua sifat burukmu tersebut, maka engkau akan menjadi manusia yang murni. Dari manakah sifat kemanusiaan itu berasal? Ia datang dari dalam hatimu. Dalam hal ini, hati yang dimaksud bukanlah hati secara fisik namun hati spiritual, yang mana bebas dari segala macam cacat. Bagaikan udara segar, kemurnianmu haruslah menyebar kemana-mana. Engkau harus berbagi dengan orang lain, pikiran dan perasaan murni yang memancar dari dalam dirimu. Apapun yang engkau lakukan, hal itu haruslah berguna bagi orang lain. Selalu menolong, jangan pernah menyakiti. Jika engkau meresapkan kedua sifat ini, semuanya akan menjadi baik bagimu.

- Divine Discourse, 6 July, 2009

Saturday, September 19, 2009

Sai Inspires 19th September 2009


The entire universe is the creation of God and every being is the embodiment of Divinity, including small insects. Do not observe any differences, as God is present in every being. Do not hate or deride anybody. Do not quarrel with anybody. When you lead your life in such a manner, you will be able to realize your Self. So long as you have ego, you will not be able to understand your reality. When you cut the 'I' from the middle, it becomes a Cross. Cross symbolizes cutting of ego. When you cut your ego, you rise to the level of Divinity. If you have the feeling of "I, Mine and Thine", it will develop duality in you. Duality is not correct. The body has been given to you to lead your life in this world and to discharge your duty. Perform your duty well. Duty is God. Do not observe any differences and consider all as one.

Seluruh alam semesta ini adalah ciptaan Tuhan dan setiap makhluk adalah perwujudan dari Ketuhanan, termasuk juga serangga kecil. Janganlah mencari-cari perbedaan, karena Tuhan hadir dalam diri setiap makhluk. Jangan membenci atau mencemooh siapapun. Jangan bertengkar dengan siapapun. Kalau engkau menjalani hidupmu dengan cara tersebut, engkau akan bisa menyadari Dirimu yang Sejati. Selama engkau masih memiliki keakuan atau ego, engkau tidak akan bisa memahami dirimu yang sebenarnya. Ketika engkau memotong ‘I’ atau keakuan di tengah-tengah, ia akan menjadi Salib. Salib adalah simbol pemotongan ego. Ketika engkau memotong egomu, engkau akan meningkat ke jenjang Ketuhanan. Kalau engkau masih memiliki perasaan “Aku, Milikku dan Milikmu”, itu akan mengembangkan rasa dualitas. Dualitas tidaklah benar. Badan telah dianugerahkan kepadamu untuk membawamu menjalani hidup di dunia ini dan menunaikan kewajibanmu. Laksanakanlah kewajibanmu dengan sebaik-baiknya. Kewajiban adalah Tuhan. Jangan mencari-cari perbedaan namun pandanglah semua sebagai satu kesatuan.

-Divine Discourse, July 6, 2009

Friday, September 18, 2009

Sai Inspires 18th September 2009


When you put a step forward, there is God in it. It is the same current that makes the bulb shine, fan rotate and mike function. When you put off the main switch, all the electrical gadgets stop functioning. God is like the main switch. When you look at something, there is God in it. God is the Divine Force that makes everything function. When you forget God, it amounts to forgetting everything. Therefore, always love God. Kill the demons of your evil qualities. Only those who have good qualities can develop society. Strive for the progress of the society tirelessly.

Ketika engkau melangkah maju, ada Tuhan disana. Tuhan adalah bagaikan arus listrik yang membuat lampu pijar menyala, kipas angin berputar dan pengeras suara berfungsi. Kalau engkau memadamkan saklar utama, semua peralatan listrik akan berhenti berfungsi. Tuhan bagaikan saklar yang utama. Ketika engkau melihat sesuatu, ada Tuhan disana. Tuhan adalah Kekuatan Illahi yang membuat semuanya berfungsi. Ketika engkau melupakan Tuhan, sama saja dengan melupakan semuanya. Maka dari itu, kasihilah Tuhan selalu. Padamkanlah kejahatan yang muncul dari sifat-sifat burukmu. Hanya mereka yang memiliki sifat-sifat yang baiklah yang akan dapat memajukan masyarakat. Berusahalah dengan keras untuk memajukan masyarakat tanpa mengenal lelah.

-Divine Discourse, 6 July 2009

Thursday, September 17, 2009

Sai Inspires 17th September 2009


Whatever form you attribute to Divinity, contemplate on that form. When you worship that form, your mind may waver quite a bit in the beginning. One-pointed focusing of the mind on a particular form is called concentration. When you practice concentration, the wavering of the mind may somewhat reduce. That is the state of contemplation. In contemplation also, there is some wavering of the mind. When the mind becomes totally steady, only then can you call it meditation. Gradually, you forget yourself. That is the super conscious state (samadhi) in which you transcend all forms. Then you will experience the attributeless Divine.

Apapun wujud yang engkau pilih bagi Tuhan, pusatkanlah pikiranmu pada wujud tersebut. Ketika engkau memuja wujud tersebut, pikiranmu mungkin akan sedikit bergolak pada awalnya. Pemusatan pikiran pada satu wujud tertentu disebut dengan konsentrasi. Ketika engkau melakukan konsentrasi, pergolakan pikiran agak berkurang. Ini adalah keadaan kontemplasi. Dalam kontemplasi juga, masih ada sedikit pergolakan pikiran. Ketika pikiran menjadi benar-benar tenang, itulah yang disebut dengan meditasi. Secara perlahan, engkau akan melupakan dirimu sendiri. Itu adalah keadaan super sadar (samadhi) yang mana melampaui semua wujud. Maka kemudian engkau akan mengalami Ketuhanan yang tak beratribut.

-Divine Discourse, 6 July 2009

Wednesday, September 16, 2009

Sai Inspires 16th September 2009


Instead of searching for others' faults, search for your own faults yourself. Uproot them; throw them off. It is enough if you search and discover one fault of yours. That is better than discovering hundreds of faults in others. Whatever people may say about the faults that you know are not in you, do not feel for it. As for whatever faults that are in you, try to correct them yourself, even before others point them out to you. Do not harbour anger or bitterness against the persons who point out your faults. Do not retort by pointing out their faults. Instead, you must show your gratitude to them. It is good for you to know your faults. Trying to discover others' faults is a greater mistake on your part. Knowing others' faults is no good for you.

Daripada hanya mencari-cari kesalahan orang lain, carilah kesalahan yang ada pada dirimu sendiri. Cabutlah semua; buanglah mereka semua. Adalah cukup jika engkau sudah mencari dan menemukan satu saja kesalahanmu. Itu lebih baik daripada mencari-cari ratusan kesalahan orang lain. Apapun yang orang lain katakan mengenai kesalahan yang engkau tahu tidak ada dalam dirimu, janganlah diambil hati. Untuk kesalahan apapun yang ada pada dirimu, cobalah untuk memperbaikinya sendiri, bahkan sebelum orang lain menemukan kesalahanmu. Jangan mengumbar kemarahan atau kebencian pada orang yang menunjukkan kesalahanmu. Jangan membalas dengan menunjukkan kesalahan mereka. Namun sebaliknya, engkau harus menunjukkan rasa terima kasihmu pada mereka. Adalah baik bagimu untuk mengetahui kesalahanmu sendiri. Berusaha menemukan kesalahan orang lain adalah kesalahan lebih besar yang engkau lakukan. Mengetahui kesalahan orang lain tidaklah berfaedah bagimu.

- Sandeha Nivarini

Tuesday, September 15, 2009

Sai Inspires 15th September 2009


Try as far as possible within your means, to satisfy the needs of the poor, who are really the Lord in the form of the poor. Share with them whatever food you have and make them happy at least at that moment. Do not allow anything that will destroy your eagerness and enthusiasm for God to come near you. Lack of eagerness will cause the decay of your strength. Do not get swelled up when people praise you. Do not feel dejected when people blame you.

Cobalah sebisa mungkin selama masih dalam batas kemampuanmu, untuk memenuhi kebutuhan para fakir miskin, yang mana sebenarnya adalah Tuhan dalam wujud mereka yang kekurangan. Berbagilah dengan mereka apapun makanan yang engkau miliki dan buatlah mereka berbahagia paling tidak untuk saat itu. Jangan biarkan hal-hal apapun yang akan menghancurkan hasrat dan semangatmu yang tinggi datang menghampirimu. Kurangnya semangat akan menurunkan kekuatanmu. Janganlah terlalu bergembira saat orang-orang memujimu. Jangan merasa sedih jika orang-orang mencela dirimu.

- Sandeha Nivarini

Monday, September 14, 2009

Sai Inspires 14th September 2009


Bear with fortitude both loss and grief. Try and search for plans to achieve joy and gain. When you are invaded by anger, practice silence or remember the Name of the Lord. Do not remind yourself of things which will inflame the anger more; that will do incalculable harm. For faults and sins committed in ignorance, repent sincerely. Try not to repeat the faults and sins again. Pray to God to bless you with the strength and the courage needed to stick to the right path. From this moment, avoid all bad habits. Do not delay or postpone. They do not contribute to the slightest joy.

Tabahlah dan kuatkanlah hatimu dalam menghadapi kehilangan dan duka cita. Berusaha dan carilah cara untuk mencapai kebahagiaan dan kemenangan. Saat engkau dirasuki kemarahan, hadirkanlah keheningan atau ingatlah pada Nama Tuhan. Jangan ingatkan dirimu pada hal-hal yang akan memicu kemarahan lebih besar; yang akan mengakibatkan penderitaan yang tak terkira. Untuk kesalahan dan dosa yang dilakukan tanpa disadari, bertobatlah dengan penuh ketulusan. Berusahalah untuk tidak mengulangi kembali kesalahan dan dosa tersebut. Berdoalah kepada Tuhan untuk menganugerahkan padamu kekuatan dan keberanian untuk tetap bertahan pada jalan yang benar. Mulai saat ini, hindarilah semua kebiasaan buruk. Jangan memperlambat atau menunda-nunda. Semua kebiasaan buruk tersebut tidaklah berperan dalam mencapai kebahagiaan sekecil apapun.

- Sandeha Nivarini

Sai Inspires 13th September 2009


It is easy to conquer anger through love, attachment through reasoning, falsehood through truth, bad through good and greed through charity. No reply should be given to the words of the wicked. Be at a great distance from them. That is for your good. Seek the company of the good people, even at the sacrifice of your honour and life. But do pray to God to bless you with the discrimination needed to distinguish good people and the bad. You must also endeavour with the intellect given to you. Whatever acts a good or bad person may do, the fruits thereof will follow him and will never stop pursuing hm.

Adalah mudah untuk menaklukkan kemarahan melalui kasih, keterikatan melalui penalaran, kebohongan melalui kebenaran, keburukan melalui kebaikan dan keserakahan melalui derma. Tidak perlu membalas perbuatan atau kata-kata jahat orang lain. Ambillah jarak yang sangat jauh dari mereka. Itu semua adalah demi kebaikanmu sendiri. Carilah lingkungan pergaulan dengan orang-orang yang baik, bahkan jika itu harus dengan mengorbankan reputasi dan perjalanan hidupmu. Namun berdoalah selalu kepada Tuhan untuk memberkahimu dengan kemampuan memilah dan memilih yang diperlukan supaya dapat melihat dengan jelas siapa yang baik dan siapa yang jahat. Engkau juga harus mempergunakan kecerdasanmu yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya. Apapun perbuatan orang baik atau jahat yang telah dilakukan, hasil daripadanya pasti akan mengikuti dan tidak akan pernah berhenti memburunya.

- Sandeha Nivarini by Baba

Saturday, September 12, 2009

Sai Inspires 12th September 2009


Your mind speeds fast, pursuing wrong actions. Without letting it in a hurry like that, remember the Name of the Lord at that time or attempt to do some good deed or other. Those who do thus, will certainly become fit for the Lord's Grace. Give up the evil tendency to feel impatient at the prosperity of others and the desire to harm them. Be happy that others are happy. Sympathize with those who are in adversity and wish for their prosperity. That is the means of cultivating the love for God.

Pikiranmu bergerak dengan cepat, mengikuti tindakan-tindakan yang salah. Janganlah memberi kesempatan pada ketergesaan seperti itu, ingatlah pada Nama Tuhan saat itu atau berusahalah melakukan perbuatan atau hal-hal lain yang baik. Bagi mereka yang melakukan hal tersebut, akan dapat dipastikan menjadi layak untuk menerima Anugerah Tuhan. Hentikanlah kecenderungan buruk yaitu merasa tidak rela akan kemakmuran orang lain dan keinginan untuk menyakiti mereka. Berbahagialah atas kebahagiaan orang lain. Nyatakanlah rasa simpati pada mereka yang tertimpa kemalangan dan berdoalah demi kesejahteraan mereka. Itulah arti sebenarnya dari pengembangan rasa kasih pada Tuhan.

- Sandeha Nivarini

Sai Inspires 11th September 2009


I am now giving you some selected jewels, maxims of conduct, that are very important. Collect and treasure them well:

Let Love be considered the very breath of your life. Believe that there is nothing greater than Truth, nothing more precious, nothing sweeter and nothing more lasting. Be always on the alert against the four sins that the tongue is prone to commit - Speaking falsehood, Speaking ill of others, Backbiting and Talking too much. It is best to attempt to control these tendencies. One must be always very vigilant, without a moment's carelessness against the eight sins that the mind perpetrates - Craving, Anger, Greed, Attachment, Impatience, Hatred, Egoism and Pride. Your primary duty is to keep all these things at a safe distance, free from yourself.

Jadikanlah Kasih sebagai sesuatu yang engkau rasakan dalam tiap tarikan nafas hidupmu. Yakinlah bahwa tidak ada yang lebih agung dari Kebenaran, tidak ada yang lebih berharga, tidak ada yang lebih manis dan tidak ada yang lebih abadi darinya. Selalulah waspada terhadap empat macam dosa yang cenderung dilakukan oleh lidah – berbicara bohong, menjelek-jelekkan orang lain, menfitnah dan berbicara berlebihan. Adalah hal yang terbaik untuk berusaha mengendalikan kecenderungan tersebut. Seseorang haruslah selalu waspada, tanpa membuang waktu sesaat pun dalam kelalaian untuk menjaga diri dari delapan dosa yang dilakukan pikiran – ketagihan, kemarahan, keserakahan, keterikatan, ketidaksabaran, kebencian, keakuan dan kesombongan. Tugas utamamu adalah menjaga jarak dengan semua itu, membebaskan dirimu dari hal-hal tersebut.

- 'Sandeha Nivarini' by Baba

Thursday, September 10, 2009

Sai Inspires 10th September 2009


The principle of love is present in all. When people develop love, there will be no conflicts in the world. Therefore, you should develop love. Never resort to untruth under any circumstances. If you follow untruth, you will never be able to develop love. Therefore always adhere to truth. Develop love at all times. You can develop love only by following truth and righteousness. These two qualities are most essential for everyone. This is the essence of all upanishads (sacred scriptures).

Hakekat kasih ada di dalam diri setiap makhluk. Jika orang-orang mengembangkan kasih, maka tidak akan ada perselisihan di dunia ini. Maka dari itu, engkau harus mengembangkan kasih. Jangan pernah bersandar pada ketidakbenaran dalam keadaan apapun. Jika engkau mengikuti jalan ketidakbenaran, engkau tidak akan dapat mengembangkan kasih. Maka dari itu setialah selalu pada jalan kebenaran. Kembangkanlah kasih sepanjang waktu. Engkau bisa mengembangkan kasih hanya dengan mengikuti kebenaran dan kebajikan. Kedua sifat ini sangatlah penting dan mendasar bagi setiap orang. Inilah intisari dari semua upanishads (kitab-kitab suci).

- Divine Discourse, June 4, 2009

Wednesday, September 9, 2009

Sai Inspires 9th September 2009


Destroy all your evil qualities such as pride, ego and wickedness. Whenever you drive away all these evil qualities, you will become a pure human being. Wherefrom does humanness come? It comes from your heart. Here, the heart is not referred to as the physical heart but the spiritual heart, which is free of all blemishes. Like fragrant air, your purity should spread everywhere. You should share with others, pure thoughts and pure feelings that emanate from you. Whatever you do, it should be helpful to others.

Hancurkanlah semua sifat burukmu seperti misalnya keangkuhan, keakuan dan kejahatan. Ketika engkau telah menghalau semua sifat burukmu tersebut, maka engkau akan menjadi manusia yang murni. Dari manakah sifat kemanusiaan itu berasal? Ia datang dari dalam hatimu. Dalam hal ini, hati yang dimaksud bukanlah hati secara fisik namun hati spiritual, yang mana bebas dari segala macam cacat. Bagaikan udara segar, kemurnianmu haruslah menyebar kemana-mana. Engkau harus berbagi dengan orang lain, pikiran dan perasaan murni yang memancar dari dalam dirimu. Apapun yang engkau lakukan, hal itu haruslah berguna bagi orang lain.

- Divine Discourse, July 6, 2009.

Tuesday, September 8, 2009

Sai Inspires 8th September 2009


Whatever actions you perform, you will have to reap their consequences accordingly. Therefore you should develop morality and imbibe human qualities. When the food becomes stale, there is no use keeping it any longer, because it will become more stale. You may hide sins from society, but you cannot hide anything from God. Therefore do not try to hide anything. If you can do good to others, do it. Otherwise, keep quiet. At least, do not harm anybody. Cause no harm to anyone by your thoughts, words or deeds. The consequences of your actions will come to you sooner than later. There maybe some delay but you cannot escape these consequences. Develop love for God and develop human qualities and morality. When there is morality in the society, all will be protected and no harm will come to the society.

Apapun perbuatan yang kau lakukan, engkau akan menuai hasil yang sepadan. Maka dari itu engkau harus mengembangkan moralitas dan meresapkan nilai-nilai kemanusiaan. Ketika makanan menjadi basi, tidak ada gunanya menyimpan makanan tersebut, karena ia akan menjadi semakin basi. Engkau mungkin saja bisa menyembunyikan dosa-dosamu dari masyarakat, namun engkau tidak akan dapat menyembunyikan apapun dari Tuhan. Dengan demikian janganlah berusaha menyembunyikan sesuatu. Jika engkau bisa melakukan kebaikan pada orang lain, lakukanlah. Jika tidak, tetaplah diam. Paling tidak, janganlah menyakiti orang lain. Jangan menyakiti orang lain baik itu melalui pikiran, perkataan atau perbuatan. Akibat dari perbuatanmu itu pasti akan datang cepat atau lambat. Mungkin akan ada penundaan namun engkau tidak akan bisa melarikan diri dari akibat perbuatanmu. Kembangkanlah kasih untuk Tuhan dan juga kembangkanlah moralitas dan nilai-nilai kemanusiaan. Jika ada moralitas dalam masyarakat, semua akan terlindungi dan tidak akan ada mara bahaya yang bisa menimpa masyarakat tersebut.

-Divine Discourse, July 6, 2009

Monday, September 7, 2009

Sai Inspires 7th September 2009


It is not desirable to crave for money and ephemeral worldly gains. You can never say when money will come and when it will go. Money has a form and that is why it comes and goes. But there is no form for morality. You should develop morality for the progress of the society and the welfare of the world. You should have faith in the Divine Principle. One who has faith in Divinity will not be subjected to injustice and impropriety.

Tidaklah diharapkan untuk terlalu menginginkan uang dan keuntungan duniawi yang sementara. Engkau tidak akan pernah bisa menentukan kapan uang itu akan datang dan kapan perginya. Uang itu memiliki bentuk fisik dan itulah sebabnya mengapa ia datang dan pergi. Namun moralitas tidaklah memiliki bentuk. Engkau harus terus mengembangkan moralitas demi kemajuan masyarakat dan kesejahteraan dunia. Engkau harus memiliki keyakinan yang kokoh pada Tuhan. Ia yang memiliki keyakinan pada Tuhan tidak akan menerima perlakuan yang tidak adil dan tidak pantas.

- Divine Discourse, 6 July 2009

Sunday, September 6, 2009

Sai Inspires 6th September 2009


Each one should observe three principles in life - Love for God, Fear of Sin and Morality in Society. You should realize that he or she is the Individual Soul as well as the Divine, and Society is also an aspect of this Divine Principle. Lack of fear of sin in human beings is the root cause of absence of morality in society. One bereft of morality is not a human being at all. So, for everything, morality is very important. God loves all. If one has love in him, there will certainly be unity in society. People indulge in sinful deeds, in spite of knowing that God can give them punishment. They have no fear of sin. If everybody has fear of sin, then there will be morality in the society.

Setiap orang harus mencamkan tiga prinsip dalam hidup – Kasih untuk Tuhan, Takut akan Dosa dan Kesusilaan dalam Masyarakat. Engkau harus menyadari bahwa seseorang itu sebenarnya adalah Jiwa Individual yang juga berarti Sang Illahi, dan maka dari itu Masyarakat adalah juga merupakan aspek dari Prinsip Ketuhanan ini. Tiadanya rasa takut akan dosa diantara umat manusia adalah penyebab dasar dari sirnanya norma kesusilaan dalam masyarakat. Terampasnya kesusilaan menjadikan seseorang bukan manusia sama sekali. Dalam segala hal, kesusilaan adalah sangat penting. Tuhan mengasihi semuanya. Jika seseorang memiliki kasih untuk Tuhan, maka pasti akan ada kesatuan dalam masyarakat. Orang-orang tetap berkubang dalam perbuatan yang penuh dosa walaupun tahu bahwa Tuhan bisa menghukum mereka. Mereka tidak memiliki rasa takut akan dosa. Jika seseorang tidak memiliki rasa takut akan dosa, maka tidak akan ada kesusilaan dalam masyarakat. Jika setiap orang takut berbuat dosa, maka akan ada kesusilaan dalam masyarakat.

- Divine Discourse, 6 July 2009.

Saturday, September 5, 2009

Sai Inspires 5th September 2009


The Headmaster of a school is a good example of the attitude we should develop. While always aware that the chairs, tables and benches are not his, he nevertheless knows it is his duty to see that no item of furniture or equipment is lost or damaged, that it is all handed over intact when he leaves. Therefore he keeps vigilant, though unattached. The senses, the intellect, the heart, the mind - these are the furniture put in your charge; look after them with care. If any is damaged by oversight, make the appropriate entry in the list, explain the circumstances and crave for Grace.

Seorang Kepala Sekolah adalah satu contoh bagus tentang sikap seperti apa yang harus kita kembangkan. Seiring dengan kesadarannya bahwa kursi, meja dan bangku bukanlah miliknya, namun demikian ia tahu bahwa tugasnyalah untuk menjaga supaya tidak ada satu pun barang perabot atau perlengkapan yang hilang atau rusak, yang mana nantinya akan diserahterimakan secara lengkap saat ia harus pindah tugas. Dengan demikian ia selalu tetap awas namun tidak terikat pada barang tersebut. Indera, kecerdasan, hati, pikiran – itu semua adalah perlengkapan yang merupakan tanggung jawabmu; rawatlah mereka dengan penuh perhatian. Jika ada salah satu dari mereka yang terlihat rusak, masukkanlah dalam daftar barang yang harus diperbaiki, jelaskanlah keadaannya dan mohonlah Anugerah Tuhan.

- Sathya Sai Speaks, Vol. 2