Monday, October 26, 2009

Sai Inspires 26th October 2009


You must have calm thoughts. Only then can your mind experience equanimity. It is just a question of the discipline of the mind, difficult in the beginning, but once mastered, capable of conquering all troubles and worries. An unruffled mind is very important for every aspirant. It is one of his beneficial qualities. Strive to gain it, though you may fail in earlier attempts. Such a mind gives real strength and happiness. Do not yield to despair, cowardice or helplessness. Even if a calamity befalls, you must not lose heart. The mind must be ever pure, untarnished, calm, full of courage. No weeping for the past, no faltering in the performance of the task at hand - this is the true mark of a spiritual aspirant. Be prepared to gladly have any obstacle in your path. Only when you confront them, you can realize the goal to achieve everlasting peace.

Engkau harus memiliki pikiran yang tenang. Hanya dengan demikianlah maka engkau bisa mendapatkan keseimbangan. Semuanya tergantung pada bagaimana kita mendisiplinkan pikiran, sulit pada awalnya, namun begitu hal tersebut dikuasai, maka akan bisa menaklukkan semua kesulitan dan kekhawatiran. Pikiran yang sabar sangatlah penting bagi setiap pengikut spiritual. Itu adalah salah satu sifat yang bermanfaat. Berusahalah sekuat tenaga untuk mendapatkannya, meskipun engkau mungkin gagal pada awalnya. Pikiran yang tenang memberimu kekuatan dan kebahagiaan sejati. Jangan menyerah dalam keputusasaan, menjadi pengecut atau merasa tak tertolong. Bahkan jika ada musibah yang menimpa, engkau jangan sampai berkecil hati. Pikiran harus tetap selamanya murni, tak tercemar, tenang, penuh dengan keberanian. Jangan menangisi masa lalu, jangan tergagap dalam menunaikan tugas di tanganmu – itu adalah ciri yang sebenarnya dari seorang penganut spiritual. Bersiaplah untuk menyambut dengan terbuka segenap hambatan yang akan menghadang di jalanmu. Hanya pada saat engkau berhadapan dengan merekalah, engkau akan dapat menyadari tujuan untuk meraih kedamaian yang abadi.

-Divine Discourse, Prasanthi Vahini

No comments: