Thursday, October 28, 2010

Sai Inspires - 12th October 2010


Brahman (Divinity) cannot be comprehended by means of proofs or arguments. It is beyond reason and calculation. It is indefinable, cannot be pronounced as being such or so, for this reason or that. It is immeasurable (aprameya) by time and space. The usual evidences for truth are direct perception (pratyaksha) and inferential perception (anumaana). But Brahman cannot be cognized by these two means. The sages experienced it and expressed this in the scriptures, and these Holy Texts themselves are the proof. The Word or Shabdha is the firmest testament for the existence of Brahman.

Brahman (Divinity) tidak dapat dipahami oleh bukti-bukti atau argumen. Brahman diluar jangkauan akal dan perhitungan. Brahman tidak dapat dijelaskan, tidak dapat diucapkan dengan begini atau begitu, untuk alasan ini atau itu. Beliau tidak terbatas (aprameya) oleh waktu dan ruang. Cara untuk mengetahui hakekat kebenaran bisa dengan persepsi langsung (Pratyaksha) dan mengambil kesimpulan dari apa yang terlihat (Anumaana). Tetapi Brahman tidak dapat disadari dengan dua cara tersebut. Orang-orang bijaksana mengalaminya dan menyatakan hal tersebut dalam kitab suci. Kitab suci itu sendiri adalah buktinya. Kata-kata atau Shabdha adalah bukti yang kuat bagi keberadaan Brahman.

- Sutra Vahini, Ch 3 "The Vedas reveal Brahman”

No comments: