Monday, February 1, 2010

Sai Inspires 29th January 2010


One can claim to be a devotee of the Lord only if the passions and emotions are pure and the character virtuous. The tongue may utter the Name of the Lord, the ear may hear the glory of the Lord, the hand may scatter flowers on the image of God; but the tongue may not know or relish the taste, the ear may not yearn, the hand may not hanker for God. These can happen only when the heart is aware of the Supreme, and the mind is thrilled recollecting the glory of God. Otherwise one is like the spoon which dips into sour and sweet with equal alacrity and insensitivity. It does not refuse or relish any of the tastes.

Seseorang bisa menyebut diri sebagai hamba Tuhan hanya jika keinginan dan emosinya telah disucikan dan telah memiliki keluhuran budi. Lidah mungkin saja melantunkan Nama Tuhan, telinga bisa saja mendengarkan Keagungan Tuhan, tangan bisa saja menaburkan bunga-bunga pada gambar Tuhan; namun lidah tersebut mungkin tidak mengetahui atau menikmati rasanya, telinga bisa saja tidak merindukan Tuhan, tangan tidak berkeinginan besar untuk mengabdi bagi Tuhan. Semua itu bisa terwujud hanya jika hati sanubari telah menyadari keberadaan Sang Kuasa, dan pikiran telah tergetar oleh pengulang-ulangan keagungan Tuhan. Kalau tidak, maka orang itu bagaikan sendok yang mengaduk air asam atau manis dengan kesigapan dan ketidakpekaan yang sama. Ia tidak menolak atau menikmati rasa apapun.

-Divine Discourse, March 23, 1966

No comments: