Like the frog caught and held in the mouth of a cobra, which unaware of its fate, flicks its tongue at a fly, you too are unaware of death, which holds you in its fangs. You seek joy and earn pain, hunt for pleasure and bag grief. You attach yourselves to the body that decays and let go of God, the one who lasts. A clean consciousness is like a bright and shiny lamp. Pour into the lamp, the oil of Grace, and place in it the wick of Self-Control. Keep in the position of chimney, the Name of the Lord, and repeat it continuously so that gusts of Joy and Grief will not scotch the flame. Light the lamp with the belief "I am God." Then, you will not only have Light, but also will be the source of Light.
Bagaikan katak yang tertangkap dan tertahan di mulut seekor ular kobra, yang tidak menyadari takdirnya, menjulurkan lidahnya pada lalat, seperti itu juga engkau yang tidak menyadari kematian, yang telah mencengkerammu pada taringnya. Engkau mengejar kebahagiaan dan menuai kesakitan, berburu kenikmatan dan mendapatkan kesengsaraan. Engkau mengikatkan dirimu pada badan yang semakin membusuk serta membiarkan Tuhan berlalu, Ia yang abadi. Kesadaran yang murni adalah seperti lampu minyak yang cemerlang dan berkilau. Tuangkanlah pada lampu minyak itu, minyak Anugerah, dan taruhlah padanya sumbu Pengendalian-Diri. Jagalah pada saluran cerobong asapnya, Nama Tuhan, dan lakukanlah berulang-ulang secara terus-menerus sehingga hembusan Kesenangan dan Kesedihan tidak akan menghalangi nyala api. Nyalakanlah lampu minyak dengan keyakinan bahwa “Aku adalah Tuhan.” Dengan demikian, engkau tidak hanya mendapatkan Cahaya, namun juga menjadi sumber Cahaya.
- Divine Discourse, Mar1, 1965
No comments:
Post a Comment