Ketahuilah bahwa Sai ada di dalam diri semuanya. Apabila engkau menimbulkan rasa sakit terhadap orang lain, maka ingatlah bahwa yang disebut sebagai orang lain itu sebenarnya adalah dirimu sendiri dalam wujud dan nama yang lain. Jauhilah kejahatan; berbahagialah apabila engkau melihat orang lain berbahagia. Sikap dan tindakan seperti itu jauh lebih disukai oleh Tuhan daripada doa-doa yang engkau panjatkan maupun rangkaian bunga yang engkau gantung di foto maupun wujud-Nya yang lain. Jalanilah kehidupan yang sederhana, konsumsi makan yang saathwik dan rekreasi (hiburan) yang bersifat moderat. Pusatkan perhatianmu terhadap peluang untuk memberikan pelayanan. Biarkanlah pikiranmu dituntun oleh Sathya, Dharma, Shaanthi dan Prema. Inilah anugerah yang Ku-berikan kepadamu hari ini.
- Bhagavan's Birthday Discourse, November 23, 1965.Sunday, November 23, 2008
Sai Inspires 23rd November 2008 (What is the important offering we must offer to our dear Lord to win His blessing?)
Wednesday, April 16, 2008
Sai Inspires 15th April 2008 ( How can our days be sweet offerings to the Lord?)

Let all the days of living be a continuous offering of Love, as an oil lamp exhausts itself in illumining the surroundings. Bend the body, mend the senses, and end the mind - that is the process of attaining the status of 'the children of immortality', which the ancient scriptures have reserved for every individual. God is the Embodiment of Sweetness. Attain Him by offering Him, who resides in all, the sweetness that He has showered on you. Crush the cane in the mill, boil it in the cauldron of penitence, decolorize it of all sensual itch; offer the crystallized sugar of compassionate Love to Him.
Curahkanlah cinta-kasih secara terus-menerus dalam kehidupanmu sehari-hari; hal ini bagaikan minyak lampu yang habis terbakar dalam upayanya memberikan cahaya penerangan ke sekelilingnya. Bend the body, mend the senses, and end the mind (diartikan sebagai memiliki sikap rendah hati, kendali panca indera dan pikiran) - inilah proses yang harus ditempuh guna mencapai status 'children of immortality' (keabadian), yang mana status ini (menurut kitab-kitab suci) adalah hak milik setiap orang individu. Tuhan adalah perwujudan sweetness (kebaikan) dan untuk merealisasikan-Nya, engkau perlu mempersembahkan perbuatan bajik kepada kepada Divine yang terdapat di dalam diri setiap orang. Batang tebu harus terlebih dahulu digiling, kemudian dipanaskan dengan api penyesalan, dipudarkan warnanya dari semua pengaruh-pengaruh sensual dan kemudian butiran gula (welas-asih) yang sudah terkristalisasi itu barulah layak untuk dipersembahkan kepada-Nya.
- Divine Discourse, June 26, 1969.