Let all the days of living be a continuous offering of Love, as an oil lamp exhausts itself in illumining the surroundings. Bend the body, mend the senses, and end the mind - that is the process of attaining the status of 'the children of immortality', which the ancient scriptures have reserved for every individual. God is the Embodiment of Sweetness. Attain Him by offering Him, who resides in all, the sweetness that He has showered on you. Crush the cane in the mill, boil it in the cauldron of penitence, decolorize it of all sensual itch; offer the crystallized sugar of compassionate Love to Him.
Curahkanlah cinta-kasih secara terus-menerus dalam kehidupanmu sehari-hari; hal ini bagaikan minyak lampu yang habis terbakar dalam upayanya memberikan cahaya penerangan ke sekelilingnya. Bend the body, mend the senses, and end the mind (diartikan sebagai memiliki sikap rendah hati, kendali panca indera dan pikiran) - inilah proses yang harus ditempuh guna mencapai status 'children of immortality' (keabadian), yang mana status ini (menurut kitab-kitab suci) adalah hak milik setiap orang individu. Tuhan adalah perwujudan sweetness (kebaikan) dan untuk merealisasikan-Nya, engkau perlu mempersembahkan perbuatan bajik kepada kepada Divine yang terdapat di dalam diri setiap orang. Batang tebu harus terlebih dahulu digiling, kemudian dipanaskan dengan api penyesalan, dipudarkan warnanya dari semua pengaruh-pengaruh sensual dan kemudian butiran gula (welas-asih) yang sudah terkristalisasi itu barulah layak untuk dipersembahkan kepada-Nya.
- Divine Discourse, June 26, 1969.
No comments:
Post a Comment