Saturday, April 26, 2008

Sai Inspires 26th April 2008 ( What is true spiritual growth and surrender?)

To get angry is but the effort of a moment, but, to get peace, to become unaffected by the ups and downs of life, is the result of years of training in Vedanta (core of spiritual wisdom). It can be well established only on the basis of the belief that all material things which fall within the range of sensuous experience are fundamentally non-existent. They are maya, products of illusion, of the tendency to see many where only One exists. You see corpses proceeding one after the other to the graveyard; but you move about unconcerned. You feel you are Eternal. In fact, you are. That is the real you. Just as the water you drink is eliminated as perspiration, the karma that you accumulate is eliminated through karma, gladly borne. So, bear both 'mirth and moan' with equal calm. Like the aakaasha (space) in the pot merging with the aakaasha outside the pot, silently, fully, with no trace of separation or distinctness, merge with the Universal. That is real sharanaagathi (surrender, salvation, liberation).

Untuk menjadi marah sangatlah mudah, namun untuk mencapai kedamaian dan tak terpengaruh oleh pasang-surut kehidupan dibutuhkan usaha bertahun-tahun dalam melatih Vedanta (inti kebijaksanaan spiritual). Disamping itu, kedamaian seperti itu hanya bisa dibangun di atas landasan kepercayaan bahwa semua benda-benda material dan pengalaman sensual pada hakekatnya tidak pernah eksisten. Semuanya itu adalah maya, yaitu hasil kreasi ilusi yang melihat kemajemukan di dalam Unity. Engkau melihat jenazah-jenazah satu persatu diarak menuju ke tempat pemakaman/krematorium; namun walaupun begitu, engkau tetap tidak terpengaruh. Engkau merasa bahwa dirimu abadi. Padahal memang demikianlah adanya! Jati dirimu yang sejati memang abadi. Sebagaimana halnya cairan yang engkau minum akan tereliminasi melalui penguapan (keringat dsbnya), demikian pula, karma yang telah engkau akumulasi bisa dieliminasi melalui karma sendri. Oleh sebab itu hadapilah 'pahit dan manisnya' kehidupan ini dengan ketenangan batin. Analoginya seperti aakaasha (udara) yang ada di dalam sebuah pot akan bersatu dengan udara yang ada di bagian luarnya secara hening & utuh tanpa adanya perbedaan, bersatu dengan yang Yang Maha Universal. Inilah sharanaagathi (penyerahan diri, pembebasan) sejati.

- Divine Discourse, February 6, 1963.

No comments: