Wednesday, April 30, 2008

Sai Inspires 30th April 2008 ( What should be our mental makeup when we decide to do service?)

By the process of loving service, you can become the promoters of much joy. Do not consider any act of service as demeaning. Sweeping the streets, for example, is not below your dignity. Do you not sweep the floor of your home? Do you not scrub and wash off dirt? When you undertake such tasks, the less-privileged will also gladly share in them. Why be ashamed to be good? The ridicule that may be cast on you has been the reward of many saints; it will soon fade away. Mohammed was driven out of Mecca by those who could not appreciate his teachings. Jesus was crucified. But, their names resound in reverence in the hearts of millions. So, boldly face ridicule and plunge into selfless, intelligent service.

Melalui serangkaian proses pelayanan yang dilakukan secara penuh cinta-kasih, kelak engkau akan menemukan kenikmatan & kesenangan dalam praktek tersebut. Janganlah engkau menganggap pelayanan sebagai suatu perbuatan yang rendah. Sebagai contoh, tindakan menyapu jalanan bukanlah sesuatu tindakan yang rendah/hina. Bukankah engkau juga menyapu di rumahmu sendiri? Bukankah engkau juga menyikat dan membersihkan kotoran di bajumu? Apabila engkau juga berpartisipasi dalam tindakan-tindakan tersebut, maka mereka yang kurang beruntung tentu akan merasa senang dan mau ikut berpartisipasi. Mengapa harus malu untuk berbuat kebaikan? Cemoohan yang seperti engkau terima ini telah dialami juga oleh para rishi/sadhu; yang mana kelak semuanya itu akan berakhir. Nabi Muhammad diusir dari kota Mekah oleh mereka yang tidak bisa menghargai ajaran-ajarannya. Demikian pula, Yesus disalibkan. Akan tetapi, nama-nama mereka tetap bergema dengan penuh penghormatan di dalam hati berjuta-juta orang hingga hari ini. Oleh sebab itu, hadapilah semua kritikan maupun cemoohan itu dengan tegar dan libatkanlah dirimu dalam pelayanan tanpa pamrih.

- Divine Discourse, December 1st, 1982.

No comments: