To realize one's Divinity, there is no need to embark on a long quest. Divinity is all-pervading and is present in and outside every being. Every man is an embodiment of the Divine. God is the Embodiment of Love. Man, who has emerged from God, is also an embodiment of love. But, because he expresses his love towards external objects, he is forgetting the truth about his inner being. Instead of limiting his love within narrow confines, man should extend it to all and thereby make his life purposeful and worthy.
Untuk mencapai kesadaran atas sifat ke-ilahi-annya, manusia tidak perlu menempuh perjalanan jauh. Divinity mencakupi segala-galanya dan hadir baik di dalam maupun di luar diri setiap mahluk. Setiap orang adalah merupakan perwujudan Ilahi. Tuhan adalah perwujudan cinta-kasih. (Oleh sebab itu), manusia yang berasal dari Tuhan tentu juga merupakan perwujudan cinta-kasih. Namun oleh karena manusia mengekspresikan cinta-kasihnya terhadap obyek-obyek eksternal, maka ia-pun telah melupakan jati dirinya yang sebenarnya. Alih-alih membatasi cinta-kasihnya hanya dalam lingkup yang serba terbatas, manusia hendaknya memancarkan cinta-kasihnya ke segenap penjuru sehingga dengan demikian, kehidupannya akan menjadi bermakna dan bermanfaat.
- Divine Discourse, March 24th, 1998.
No comments:
Post a Comment