Wednesday, July 4, 2007

Sai Inspires - 4th July 2007





Instead of realizing his innate Divinity, man is caught up in the prison house of his own material achievements. Greater than all his scientific and technological progress is man himself as a being endowed with the Divine consciousness. By choosing to regard only the material world as real, it may be possible to bring about the prosperity of a scientific, technological and materialistic society for a time. But if, in the process, human selfishness, greed and hatred develop, as they usually do, society will destroy itself. If, on the contrary, the essential Divinity of man is realized, mankind can build up a great society based on unity and on adherence to the Divine principle of Love. This profound change must begin in the minds of individuals.



Alih-alih melakukan upaya untuk merealisasikan Divinity (Ke-Ilahi-an) yang laten ada di dalam dirinya, manusia justru membiarkan dirinya terperangkap dalam penjara-rumah oleh pencapaian-pencapaian materialistiknya. Dibandingkan dengan keberhasilannya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, kenyataan bahwa manusia merupakan mahluk yang telah dibekali dengan kesadaran Ilahi adalah jauh lebih berharga & bernilai. Sejauh menyangkut dunia materi, memang telah tercapai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kehidupan materialistik. Akan tetapi dalam proses kemajuan itu, (sifat-sifat negatif seperti) kecongkakan, keserakahan dan kebencian - seperti biasanya - juga ikut merajalela, sehingga pada akhirnya masyarakat mengalami kehancuran sendiri. Akan tetapi sebaliknya, apabila essensi Divinity bisa direalisasikan, maka umat manusia akan bisa membangun masyarakat yang didasari oleh unity dan cinta-kasih. Perubahan pola pikir yang mendasar haruslah dimulai dari dalam batin masing-masing individu.



- Divine Discourse, October 31st, 1983.

No comments: