Showing posts with label Ego. Show all posts
Showing posts with label Ego. Show all posts

Friday, November 21, 2008

Sai Inspires 21st November 2008 ( What is the constant vigil that we must be alert for to become one with Him?)

Know that you and I are one. You can realize this only by intense spiritual discipline, that is not marred by anger, envy and greed...the vices that sprout from the ego. When you get angry, you act as if you are possessed by an evil spirit. Your face becomes ugly and frightful. Heed that signal, and take yourself to a quiet spot. Do not give free vent to wicked vocabulary. Envy and greed also emanate from the ego and have to be carefully watched and controlled. Like the tadpole's tail, the ego will fall away when one grows in wisdom. Develop wisdom, discriminate and know the ephemeral nature of all objective things.

Ketahuilah bahwa dirimu dan Aku adalah satu adanya. Engkau akan mencapai kesadaran itu hanya setelah melalui serangkaian disiplin spiritual ketat yang tidak tercemar oleh unsur kemarahan, keiri-hatian dan keserakahan (sifat-sifat negatif yang bersumber dari sang ego). Ketika engkau sedang dalam kondisi penuh amarah, maka pada saat itu engkau akan terlihat seolah-olah sedang dirasuki oleh roh yang jahat. Wajahmu menjadi sangat jelek dan menakutkan. Pada saat unsur-unsur kemarahan mulai menjangkitimu, maka secepat mungkin sadarilah dan asingkanlah dirimu ke tempat yang sepi dan hindarilah penggunaan kosa-kata yang jelek. Demikian pula, engkau perlu memperhatikan serta mengendalikan unsur keiri-hatian dan keserakahan yang juga bersumber dari sang ego. Seperti halnya buntut seekor tadpole (binatang amfibi) yang akan copot menjelang usia dewasanya, maka demikian pula, sang ego akan sirna dengan sendirinya pada saat engkau semakin matang dalam kebijaksanaanmu. Oleh sebab itu, kembangkanlah terus kebijaksanaan, kemampuan diskriminatif agar dapat mengenali hal-hal yang bersifat sementara dalam obyek-obyek duniawi.

- Sathya Sai Speaks, Vol 5, Ch 1, Jan 14 1965.

Monday, October 15, 2007

Sai Inspires - 15th October 2007 (How should we utilise the faculties God has gifted us with?)

The Grace of God is not easily attainable. The feeling of I-ness, Ahamkaara, which makes one say “I am the Doer,” should be plucked by the roots from the heart. Everyone, be he learned or illiterate, should feel an overwhelming urge to know God. God has equal affection towards all His children, for to illumine is the nature of light. Utilizing that illumination, some can read good books and others can do their daily tasks, whatever they are. So too, uttering God’s name, one can progress in the realization of God, another can even do wicked deeds! It all depends on how you use the light. But the Lord’s name is without blemish, always and forever.

Rahmat Tuhan tidak mudah untuk diperoleh. Perasaan ke-aku-an, Ahamkaara, yang membuat seseorang mengatakan “Aku-lah yang melakukannya,” haruslah dicabut tuntas sampai ke akar-akarnya dari dalam hati. Setiap orang, baik terpelajar maupun tidak, haruslah memiliki keinginan yang mendalam untuk mengenal Tuhan. Beliau mengasihi setiap insan sebagai anak-anak-Nya, seperti halnya sifat cahaya yang menerangi semuanya. Dengan memanfaatkan cahaya penerangan itu, seseorang bisa membaca buku yang baik dan orang lain bisa terbantu untuk melaksanakan tugas sehari-harinya. Demikian pula, sembari mengucapkan nama-nama Tuhan, seseorang bisa mengalami kemajuan dalam hal mencapai realisasi ke-Tuhan-an; sedangkan orang lain malahan mungkin bisa melakukan kejahatan sembari mulutnya masih tetap mengulang-ulang nama Tuhan! Semuanya tergantung pada bagaimana engkau memanfaatkan cahaya lampu tersebut. Namun di atas segalanya, nama Tuhan adalah selalu tanpa noda untuk selamanya!

- Prema Vahini.