Showing posts with label mind. Show all posts
Showing posts with label mind. Show all posts

Saturday, September 6, 2008

Sai Inspires 6th September 2008 (What is the relationship between the subtle mind and the gross? What binds us down? How can we overcome them?)


The five elements that make this universe are: Ether/Sky, Air, Fire, Water and Earth. Of them all, the earth is the grossest of the elements, water is subtler and pervasive than earth. Fire is subtler than water and more pervasive. Air is even more subtler and Ether (Sky) is the subtlest and pervades the most. In the reverse process, when subtlety diminishes, the density increases and the pervasiveness contracts. Let us take this example: A jasmine flower is placed on a table in the room. The flower, which is gross is very small in size. But its fragrance, which is subtle, pervades the whole room. Likewise, steam which is generated from water, occupies a much larger space than the volume of water from which it is produced. Si milarly, the mind of man, because of its extreme subtlety, is capable of immense expansion. You bind yourself to Nature and the family by your attachment and desires. To withdraw yourselves from these attachments and to reduce your subjection to the external world, you have to practice control over your eyes, ears and tongue.

Alam semesta ini terbentuk oleh lima elemen dasar, yaitu: ether, udara, api, air dan tanah. Dari kelima elemen itu, tanah merupakan elemen yang paling solid (padat), dilanjutkan oleh air, api, udara dan yang paling halus adalah elemen ether. Dalam urutan sebaliknya, ketika unsur 'kehalusan' semakin berkurang, maka itu berarti densitas (kepadatan) semakin bertambah, sehingga pervasiveness (luasnya pencakupan) juga semakin mengecil. Ambillah contoh bunga jasmine (melati) yang diletakkan di atas meja di dalam suatu ruangan. Bunga jasmine dalam bentuk fisiknya cukup kecil, namun aroma wanginya (yang wujudnya lebih halus) menyebar ke segenap penjuru ruangan itu. Demikian pula, uap yang dihasilkan dari (pemanasan) air, memerlukan ruangan yang lebih besar volumenya dibandingkan air yang menghasilkannya. Analogi yang serupa dapat diterapkan dalam kaitannya dengan mind manusia; oleh karena unsur kehalusannya sedemikian tinggi, maka mind memiliki kemampuan ekspansi yang luar biasa. Engkau terikat pada nature (keadaan di sekelilingmu) dan keluarga sebagai akibat dari kemelekatan dan keinginanmu. Agar engkau dapat menarik dirimu dari kemelekatan tersebut serta mengurangi keterikatan terhadap dunia eksternal ini, maka engkau perlu melatih kontrol atas mata, telinga dan lidahmu.

-Divine Discourse, March 1988.

Sunday, April 6, 2008

Sai Inspires 5th April 2008 ( How can we control our mind?)

Assign to your mind the task of serving the Lord and it will grow tame. You do not hand over to the goldsmith an ornament that is beautiful, only one that is broken and needs repairs or perhaps has gone out of fashion. So, too, give the Lord your mind. It certainly needs repair, if not complete reconstruction.

Tugaskanlah mind-mu untuk melakukan tugas pelayanan kepada Tuhan, maka dengan demikian, ia akan menjadi jinak. Sebagai contoh, engkau tentunya tidak menyerahkan perhiasanmu yang masih bagus kepada tukang emas bukan? Hanya perhiasan yang sudah rusak dan perlu perbaikan atau yang sudah ketinggalan zaman sajalah yang diberikan kepadanya. Nah, demikian pula, berikanlah kepada Tuhan mind yang memang sudah saatnya diperbaiki atau direkonstruski ulang secara total.

- Sathya Sai Speaks, Vol. 3, Pg. 10.

Friday, November 16, 2007

Sai Inspires - 16th November 2007 (How to tame our mind and turn it to God?)

Your mind is steady when it is engaged in other activities; but, when it is focused on God, it begins to waver. It does not like to stop its vagaries, which it will have to do, once God enters your heart. Tame it by Naamasmarana (Chanting the Divine name)... Have the Naamam (God's Name) on your tongue, the Rupa (Divine Form) in your eye, the Mahima (Divine Glory) in your heart, then thunderbolts will pass by you quietly.

Ketika sedang terlarut dalam berbagai jenis aktivitas, maka pada saat itu biasanya mind (pikiran)-mu akan steady (mantap); tetapi ketika dipergunakan untuk fokus kepada Tuhan, maka ia-pun mulai goyah. Sifat pikiran memang tidak suka berdiam-diri, yang mana memang itulah yang seharusnya dilakukan olehnya di kala Tuhan sudah memasuki hatimu. Jinakkanlah mind dengan melalui Naamasmarana (pengkidungan nama-nama Divine)... Milikilah Naamam (nama Tuhan) di lidahmu, Rupa (wujud Divine) di mata dan Mahima (kemuliaan Divine) di dalam hatimu; maka dengan demikian, bahkan suara gemuruh dan halilintar sekalipun tidak akan bisa mengusik ketenanganmu.

- Divine Discourse, December 6, 1963.