Showing posts with label spiritual path. Show all posts
Showing posts with label spiritual path. Show all posts

Thursday, November 6, 2008

Sai Inspires 6th November 2008 ( How can we become tough and focus ourselves on the spiritual path?)

The education that does not confer modesty and wisdom (Vinaya and Viveka) is a sheer waste of precious time. Whatever else you learn or do not learn, equip yourself with the strength that is necessary to be virtuous. Resist the temptation and the lures of the objective world. Wisdom is, not the cleverness that is given inordinate value today, but the capacity to see things in their proper proportion. One must also have the attitude of reverence to the past, and also to the elders who are the repository of spiritual wisdom and experience that one must acquire. To make life sweeter, deny yourself of many desires and you will find that you have become tough enough to bear both good fortune and bad.

Apabila pendidikan tidak mampu menghasilkan kemampuan pengendalian diri serta kebijaksanaan (Vinaya dan Viveka), maka pendidikan seperti itu adalah sia-sia belaka. Dalam keadaan bagaimanapun juga, bekalilah dirimu dengan kekuatan yang diperlukan agar dapat memupuk sikap-sikap yang luhur/terpuji. Jauhilah dirimu dari daya magnet dunia obyektif. Yang dimaksud dengan kebijaksanaan bukanlah hanya sekedar kepintaran belaka, melainkan ia diartikan sebagai kemampuan untuk melihat segala sesuatu sesuai dengan proporsinya yang layak. Hormatilah nilai-nilai sejarah dan juga terhadap para orang-tua - sumber kebijaksaan spiritual dan pengalaman berharga lainnya. Agar kehidupanmu menjadi lebih bermakna, kendalikanlah dirimu dari segala bentuk keinginan sehingga dengan demikian, engkau akan melihat dirimu menjadi lebih tangguh dalam menghadapi pasang-surut kehidupan ini.

- Sathya Sai Speaks, Vol 3, Ch 18, 12-8-63

Saturday, August 23, 2008

Sai Inspires 23rd August 2008 (How do we recognize if we are on the right-track in the spiritual path?)

The thirst for Krishna (God) is a sign of health in the spiritual field. Not to have it is a sign of "Bhava Roga" - the disease that afflicts worldly persons, the symptoms being grief, discontent, pain and worry, even when health and wealth are endowed. The thirst for God can be cultivated by the reading of scriptures, the cultivation of congenial company, lessons from a kind and considerate Guru and regular practice of Japam. Once it is acquired, the thirst itself will lead you on to places and persons able to quench it. This is also the advantage of the spiritual quest; the first step makes the second easy.

Rasa-haus atas Krishna (Tuhan) adalah merupakan pertanda kesehatan di bidang spiritual. Apabila engkau tidak memiliki dahaga seperti itu, maka itu adalah pertanda "Bhava Roga" - yakni penyakit yang menjangkiti manusia-manusia duniawi, gejala-gejalanya (di tengah-tengah kekayaan materi) antara lain: penderitaan, ketidak-puasan, penyakit dan kegelisahan. Rasa-haus kepada Tuhan dapat dipupuk melalui pembacaan kitab-kitab suci, pergaulan/satsang yang baik, mendengarkan ajaran-ajaran dari Guru yang layak serta melalui praktek japam secara teratur. Setelah engkau berhasil menemukannya, maka selanjutnya engkau akan dituntun kepada tempat dan sosok yang sanggup untuk memuaskan dahaga itu. Inilah keuntungan dari pencarian spiritual; yang menjadikan langkah berikutnya menjadi lebih mudah.

- Sathya Sai Speaks, Volume 6: 'Krishna Thrishna".

Friday, July 18, 2008

Sai Inspires 18th July 2008 ( How can we find peace and grow in the spiritual path living in this world of pain and pleasure?)

Try to reduce your attachment to the world to the extent possible. Be happy and make others happy. Do not hurt anybody. Consider difficulties as passing clouds. You have developed family relationships and there are bound to be some worries. But do not be perturbed by them. When you look at the vast sky, you find many clouds. Likewise, in the sky of your heart there are clouds of attachment. They just come and go. Do not worry about them. What is the shape of worry? It is a mentally created fear. It is the result of your imagination. Every man is bound to encounter difficulties and losses. We should face them with courage... From this day of Guru Purnima, make your hearts sacred. Just as you wave away the mosquitoes that bite you, brush aside any difficulties that assail you. Do not be depressed by sorrow nor be elated by happiness. Develop equanimity and strive to attain Divinity.

Cobalah semaksimal untuk mengurangi kemelekatanmu terhadap dunia ini. Be happy dan berusahalah untuk membuat orang lain juga happy. Janganlah melukai siapapun juga. Anggaplah semua kesulitan-kesulitan yang engkau hadapi itu sebagai awan yang berlalu. Oleh karena engkau telah memiliki hubungan keluarga, maka sudah barang tentu engkau akan berhadapan dengan berbagai macam persoalan (kekhawatiran). Engkau tidak perlu terganggu oleh hal-hal itu. Ketika engkau melihat ke angkasa, maka di sana terlihat banyak kumpulan awan. Demikianlah, di dalam ruang hatimu juga terdapat awan-awan kemelekatan. Mereka datang dan pergi. Engkau tidak usah mengkhawatirkannya. Apa sih bentuk dari worry (kekhawatiran) itu? Ia merupakan ketakutan yang diciptakan oleh batin atau imajinasimu sendiri. Setiap orang pasti akan berhadapan dengan berbagai macam kesulitan. Hendaknya semuanya itu dihadapi dengan keberanian... Mulai sejak hari Guru Purnima ini, sucikanlah hatimu. Sebagaimana halnya engkau mengibas-ngibas tanganmu untuk mengusir nyamuk, maka janganlah engkau membiarkan dirimu merasa terlalu tertekan oleh kesulitan-kesulitan yang menghampirimu. Janganlah engkau menjadi berputus-asa bila mengalami hambatan dan sebaliknya jangan pula menjadi lupa daratan di kala sedang senang. Tumbuh-kembangkanlah keseimbangan batin dan berjuanglah untuk mencapai Divinity.

- Divine Discourse, July 24, 2002.

Monday, March 24, 2008

Sai Inspires - 18th March 2008 ( How can we progress in the spiritual path and always be steady?)

Cultivate the faith that everything happens by the Will of God... Always live in love. Make others happy by your love. Never harbour hatred or ill-will towards anybody... Your mind will remain steady once you believe that God is in you. In the beginning, your Sadhana (spiritual practice) may not give you immediate results. But if you continue contemplating on God within you, you are sure to achieve peace and bliss. God is not present in temples, mosques and churches. Body is the temple of God.

Milikilah keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Ilahi... Senantiasalah hidup dalam cinta-kasih. Berbagilah kebahagiaan dengan orang lain melalui cinta-kasihmu. Janganlah menyimpan perasaan benci maupun keinginan jahat terhadap siapapun... Batinmu akan menjadi mantap apabila engkau yakin bahwa Tuhan bersemayam di dalam dirimu. Pada mulanya, mungkin sadhana yang engkau lakukan tidak akan langsung membuahkan hasilnya. Akan tetapi jikalau engkau secara terus-menerus berkontemplasi kepada Tuhan yang ada di dalam dirimu, maka secara pasti engkau akan mencapai kedamaian dan bliss. Tuhan tidak eksis di kuil, mesjid dan gereja saja, tetapi tubuh/badan jasmanimu justru merupakan kuil bagi-Nya.

- Divine Discourse, May 26, 2002.

Monday, March 17, 2008

Sai Inspires 17th March 2008 ( How can we progress in the spiritual path and always be steady?)

Cultivate the faith that everything happens by the Will of God... Always live in love. Make others happy by your love. Never harbour hatred or ill-will towards anybody...Your mind will remain steady once you believe that God is in you. In the beginning, your Sadhana (spiritual practice) may not give you immediate results. But if you continue contemplating on God within you, you are sure to achieve peace and bliss. God is not present in temples, mosques and churches. Body is the temple of God.

Yakinilah bahwa segala sesuatunya terjadi sebagai akibat dari kehendak-Nya... Senantiasalah hidup di dalam cinta-kasih. Bahagiakanlah orang lain melalui cinta-kasihmu. Janganlah menyimpan kebencian maupun keinginan jahat terhadap siapapun juga... Batinmu akan tetap tenang dan mantap jikalau engkau percaya bahwa Tuhan ada di dalam dirimu. Pada awalnya, sadhana yang engkau lakukan tentunya tidak akan membuahkan hasil seketika itu juga. Tetapi jikalau engkau secara kontinu berkontemplasi kepada Tuhan yang ada di dalam dirimu, maka pastilah engkau akan mencapai kedamaian dan kebahagiaan. Eksistensi Tuhan tidaklah hanya sebatas di dalam kuil, mesjid dan gereja saja. Tubuh/badan jasmani kita inilah kuil yang sebenarnya bagiNya.

- Divine Discourse, May 26, 2002.