
Dedicate all your  thoughts and aspirations to God and surrender yourselves to the Will of the  Divine. Surrender may appear to be difficult, but it is not so. It is, in fact,  like keeping your money in the bank. You will be able to draw money from the  bank whenever you need it. Similarly when you have entrusted all your concerns  to Bhagavan, you can draw from Him whatever you need. What is it that stands in  the way of this surrender? It is your ego and your possessiveness. You do not  have sufficient trust in the Lord. People desperately cling to their possessions  saying: "My money, my house" and so on. They forget that when you surrender to  the Divine, you acquire His Grace. Some time or the other your wealth will go.  But once you have earned the Grace of God, you can feel secure and satisfied.  The Lord does not need your wealth; He is always a "Chittachora" (one who steals  the heart). 
Dedikasikanlah  semua pemikiran dan aspirasimu kepada Tuhan dan pasrahkanlah dirimu atas  kehendak-Nya. Pada awalnya mungkin tindakan pasrah diri akan terlihat sulit,  tetapi sebenarnya tidaklah demikian halnya. Sebenarnya ia mirip dengan kebiasaan  menyimpan uang di bank. Engkau boleh menarik uang simpananmu kapanpun juga  engkau membutuhkannya. Demikian pula analoginya, jikalau engkau sudah  mempercayakan semua kebimbangan & kerisauanmu kepada Bhagawan, maka kelak  engkau boleh meminta apapun juga yang engkau butuhkan dari-Nya. Sebenarnya apa  sih yang menjadi penghalang bagi kita untuk pasrah-diri? Tak lain adalah egomu  dan juga sikapmu yang posesif. Engkau tidak percaya sepenuhnya kepada Tuhan.  Kebanyakan orang secara tak berdaya selalu bergantung kepada harta  kepemilikannya sembari berkata: “Ini adalah uangku, rumahku, dsbnya.” Mereka  lupa bahwa ketika engkau memasrahkan diri kepada-Nya, maka engkau akan  memperoleh rahmat-Nya. Suatu hari kelak semua harta kekayaanmu akan sirna.  Tetapi sekali engkau berhasil mendapatkan rahmat Ilahi, maka engkau akan  merasakan keamanan dan kepuasan hati. Tuhan sama sekali tidak memerlukan harta  bendamu; sebab Beliau selalu adalah “Chittachora” (ia yang mencuri hati – para  bhakta-Nya).
- Divine  Discourse, July 17, 1988.
 
 
No comments:
Post a Comment