
Kshama or  forgiveness is identified by the scriptures with truth, righteousness,  knowledge, sacrifice and joy. Without fortitude man cannot be happy even for a  kshasya  (moment). It promotes divine qualities. It reveals inner  Divinity. One has to perform spiritual practice to earn it and establish oneself  in it. Nourish the idea that God is equally present in all, in spite of ridicule  from the ignorant and sarcastic criticism from the blind or even praise from  admirers. Do not mind them.
Di dalam  kitab-kitab suci, kshama (sikap pemaaf) diasosiasikan dengan kebenaran,  kebajikan, pengetahuan, pengorbanan dan kegembiraan. Tanpa adanya fortitude  (keuletan), maka manusia tidak akan bisa merasakan kebahagiaan bahkan untuk  sesaat (kshasya) sekalipun. Fortitude menjadi pendorong untuk tercapainya divine  qualities. Ia akan mewujudkan inner Divinity. Untuk memperolehnya, maka tentunya  setiap orang harus melakukan praktek spiritual. Walaupun terdapat sebagian orang  yang oleh karena kebodohan batinnya secara gencar menyuarakan kritik-kritiknya  yang sarkastik, engkau tidaklah perlu terlalu menghiraukannya dan sebaliknya,  milikilah keyakinan yang kuat bahwa Tuhan eksis di dalam diri setiap  orang.
- Divine  Discourse, October 6, 1981.
 
 
No comments:
Post a Comment