Social service should not become show-cial work (!) carried out for publicity or with the camera in view. Nor should it become slow-cial(!) work. Why go slow, when you are doing good to the deserving? Do as much as you can, as quickly as you can. If you cannot do any good, at least desist from doing harm; or from finding fault with those who serve you. Know that service is a better form of sadhana (spiritual effort) than even dhyaana (meditation). How can God appreciate the meditation you do, when adjacent to you, is someone in agony, whom you do not treat kindly, for whom you do not make all efforts to help?
Janganlah membiarkan aktivitas pelayanan sosial berubah menjadi aktivitas show-cial yang hanya buat konsumsi publisitas ataupun agar dapat terekam oleh kamera. Sebaliknya jangan pula membiarkannya menjadi pekerjaan slow-cial (yang serba lamban). Mengapa harus berlambat-lambat ketika engkau sedang berbuat kebaikan bagi mereka yang memang pantas untuk menerimanya? Lakukanlah sebanyak dan secepat mungkin (sesuai dengan kemampuanmu). Jikalau engkau merasa dirimu tidak sanggup memberikan pelayanan, maka setidaknya janganlah engkau menyusahkan orang lain atau mencari-cari kesalahan orang yang telah melayanimu. Ketahuilah bahwa tindakan seva adalah merupakan bentuk sadhana (upaya spiritual) yang jauh lebih berharga daripada dhyaana (meditasi). Bagaimanalah mungkin Tuhan bisa menghargai meditasimu jikalau pada saat yang bersamaan, engkau tidak peduli sama sekali terhadap orang di sampingmu yang sedang terbaring kesusahan?
- Divine Discourse, February 1st, 1970.
No comments:
Post a Comment