
Keep in line with  the Divine, by means of Love, Truth and Goodness. Nowadays, there is an  inevitable pair of accessories in the vanity bags of ladies and even in the  pockets of gents: a mirror and a comb. You dread that your charm is endangered  when your hair is in slight disarray, or when your face reveals patches of  powder; so, you try to correct the impression immediately. While so concerned  about this fast-deteriorating personal charm, how much more concerned should you  really be about the dust of envy and hate, the patches of conceit and malice  that desecrate your mind and hearts? Have a mirror and a comb for this purpose  too! Have the mirror of devotion, to judge whether they are clean, bright and  winsome; have the comb of wisdom (earned by discrimination) to control and  channelize the feelings and emotions that are scattered wildly in all  directions. 
Senantiasa  jalin dan jagalah hubunganmu dengan Divine melalui prinsip-prinsip cinta-kasih,  kebenaran dan kebajikan. Dewasa ini di dalam tas setiap wanita dan bahkan kaum  pria sekalipun, selalu dapat engkau temukan berbagai macam aksesoris untuk  mempercantik diri (di dalam kantong kaum pria bisa ditemukan cermin dan sisir!)  Engkau beralasan bahwa penampilanmu akan terusik jikalau rambutmu tidak tertata  rapi atau ketika wajahmu masih memperlihatkan ceceran bedak. Apabila untuk  penampilan luar yang bersifat sementara ini saja engkau begitu penuh perhatian,  lalu bisa dibayangkan betapa besarnya kepedulian yang seharusnya engkau berikan  untuk hal-hal yang berkenaan dengan debu/kotoran akibat adanya sikap-sikap  iri-hati, kesombongan serta kebencian yang telah menodai batin dan hatimu itu?  Untuk hal-hal yang lebih penting ini, maka engkau juga membutuhkan cermin dan  sisir! Milikilah cermin dalam wujud devotion agar engkau bisa menilai apakah  dirimu sudah bersih, bersinar dan menawan hati; dan milikilah sisir dalam bentuk  kebijaksanaan (yang diperoleh melalui pengembangan kemampuan  diskriminatif/buddhi) agar engkau bisa mengendalikan serta mengarahkan perasaan  dan emosimu yang suka terombang-ambing secara tidak  terkontrol.
- Divine  Discourse, June 26, 1969.
 
 
No comments:
Post a Comment