If God is present everywhere, people ask why we are not able to see Him. The ocean water reflects the sun above. When the water is disturbed, the reflection of the sun is also disturbed. Similarly, God is in every man. But he is not able to see Him because of his disturbed mind. A disturbed and vacillating mind can never reflect God....There is no use of meditation, chanting His name, etc. if the mind is not steady. Once you have the five senses under control, you can experience God. He is not far away from you. He is in you, below you, above you and all around you. God, in fact, is the indweller of man.
Jikalau Tuhan memang eksis dimana-mana, banyak orang yang bertanya mengapa mereka tidak bisa melihat-Nya? Air di permukaan laut memantulkan bayangan matahari di atas. Ketika permukaan air itu sedang tidak tenang, maka pantulan matahari juga ikut terganggu. Inilah analogi yang paling tepat untuk mendeskripsikan mengapa manusia tidak bisa melihat Tuhan. Selama pikirannya masih terganggu, maka ia tidak akan bisa melihat-Nya. Batin (mind) yang terganggu dan bimbang tidak akan pernah bisa merefleksikan Tuhan.... Tidak ada gunanya melakukan meditasi ataupun pengulangan nama-nama Ilahi, selama mind masih belum dikendalikan. Hanya apabila engkau telah sanggup untuk mengontrol kelima panca inderamu, maka barulah engkau akan bisa experience God. Beliau tidaklah jauh darimu. Dia justru ada di dalam dirimu, di bawahmu, di atasmu dan di sekelilingmu. Pada intinya, Tuhan adalah penghuni hati setiap orang.
- Divine Discourse, May 26, 2002.
No comments:
Post a Comment