In this spiritual sphere of mental peace and inner joy, the responsibility for success or failure is entirely one's own. You have no right to shift it on to others. The fire will go out if the fuel is over; so stop feeding it with fuel. Do not add fuel to the fire of the senses. Detach the mind from the temporary and attach it to the eternal... Plant the seedling of Bhakthi (devotion), namely, the preliminary exercise of Naamasmarana (remembering the Lord's name), in the mind. That will grow into a tree with the branches of virtue, service, sacrifice, love, equanimity, fortitude and courage. You swallow food, but you are not aware how that food is transformed into energy, intelligence, emotion and health. In the same way, just swallow this food for the spirit, this Naamasmarana, and watch how it gets transmuted as virtue and the rest without your being aware of it.
Sukses atau tidaknya seseorang dalam mencapai kedamaian batin maupun kebahagiaan adalah merupakan tanggung-jawab sepenuhnya dari yang bersangkutan. Engkau tidak memiliki hak untuk melimpahkan kesalahan kepada orang lain. Kobaran api akan padam dengan sendirinya ketika ia kehabisan bahan bakarnya; oleh sebab itu janganlah semakin menambah bahan bakar (terhadap kobaran api nafsu/keinginanmu). Jauhkanlah pikiran/batinmu dari hal-hal yang bersifat temporer dan pusatkanlah perhatianmu kepada sesuatu yang bersifat eternal (abadi).... Tanamkanlah benih-benih bhakti (devotion), yaitu terutama kebiasaan/latihan Naamasmarana (pengulangan nama-nama Tuhan). Benih tersebut kelak akan tumbuh besar menjadi pepohonan dengan cabang-cabangnya dalam bentuk virtue (sifat/perilaku yang luhur), service (pelayanan), love (cinta-kasih), equanimity (keseimbangan batin), fortitude (keuletan) dan courage (keberanian). Engkau menelan makanan, namun engkau tidak sadar bagaimana sari-sari makanan tersebut ditransformasikan menjadi energi/tenaga, kecerdasan, emosi dan kesehatan. Demikian pula, telan sajalah makanan bagi jiwamu ini, yaitu Naamasmarana dan lihatlah bagaimana ia akan ditransmutasikan menjadi virtue (sifat-sifat bajik/luhur) tanpa sepengetahuanmu.
- Divine Discourse, February 27, 1961.
No comments:
Post a Comment