People should realize that service is the passport to leadership. Hence, in the service organisations, no distinction of high or low should be permitted and all should be invited to take part in service. In fact, human birth is intended for service. Whatever other accomplishments one may have, they are not equal to the joy derived from rendering selfless service...All service volunteers should, at the outset, cultivate the feeling that the people they are serving are all sparks of the Divine. Only then will they be able to render service wholeheartedly. They should also realise that no purpose will be served by worshipping God without purity of heart.
Engkau harus menyadari bahwa pelayanan (seva) adalah merupakan paspor untuk mencapai tampuk kepemimpinan. Oleh sebab itu, di dalam organisasi seva, tidak boleh ada perbedaan antara (kedudukan) yang tinggi dan rendah, setiap orang harus bebas dan diundang untuk berpartisipasi dalam kegiatan seva. Sebenarnya kehidupan sebagai manusia memang ditujukan untuk melayani. Apapun dan bagaimanapun juga pencapaian yang telah berhasil engkau dapatkan, semuanya itu tidak bisa dibandingkan dengan kebahagiaan yang engkau peroleh melalui pelayanan tanpa pamrih... Setiap sevadal sejak awal harus memupuk perasaan seperti ini, yaitu bahwa orang-orang yang engkau layani semuanya adalah bagian dari percikan Ilahi. Dengan demikian, maka pelayanan akan diberikan dengan sepenuh hati. Disamping itu, engkau juga harus menyadari bahwa pemujaanmu terhadap Tuhan tidak akan ada manfaatnya, terkecuali bila engkau melakukannya dengan hati yang murni.
- Divine Discourse, November 24, 1990.
No comments:
Post a Comment