Thursday, September 4, 2008

Sai Inspires 4th September 2008 ( Why should we develop a keen sense of discrimination?)

The mind is the basis for all the sense organs. Without mental consciousness, the sense organs will not be able to function at all.  From time to time, the senses are likely to go astray.  If a brass vessel is struck with a stick, it will send out vibrations.  Likewise, when someone criticizes you, your mind waves will get excited by the sound waves reaching a certain nerve centre in the brain.  Immediately, an angry reaction occurs.  The stage is set for a quarrel.  Then, there is no control over the mind.  On the other hand, someone else may come and praise you.  You forget yourself and get immersed in joy.  The sense of discrimination may be lost through excessive elation or through deep distress.  When the discriminating power is weak, the mind is prone to pursue wrong courses. To achieve a state of bliss, you must start with the control of senses.  The senses must be directed along the right lines.

Mind (batin) adalah dasar atau fondasi dari seluruh organ-organ sensual (panca indera). Tanpa adanya mental consciousness (pengendalian batin), maka panca inderamu tak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Senses mempunyai kecenderungan untuk 'berpetulangan' sesuka-sukanya. Ketika sebuah wadah (yang terbuat dari logam) dipukul, maka getaran dari suara dentingannya akan bergema ke segenap penjuru. Analogi yang serupa dapat diterapkan, yaitu ketika seseorang mengkritikmu; maka gelombang mind akan terpancing oleh gelombang suara kritikan itu sehingga mencapai titik tertentu di dalam otak. Langsung saja reaksi amarah akan timbul. Situasi pertengkaranpun akan segera muncul. Hal itu menandakan bahwa pengendalian mind masih sangat lemah. Sebaliknya, ketika seseorang datang dan memujimu, maka engkau menjadi lupa-diri dan larut dalam kesenangan. Jadi, terlihat bahwa sense of discrimination (kemampuan diskriminatif) berpotensi untuk menjadi lemah ketika engkau dipuji secara berlebihan dan juga ketika sedang mengalami stress berat. Apabila kemampuan diskriminatif lemah, maka mind menjadi sangat rentan dalam mengambil langkah yang salah. Untuk mencapai bliss, engkau harus memulainya dari pengendalian panca-indera. Panca inderamu hendaknya diberdaya-gunakan di jalan yang benar.

                                                       - Divine Discourse, March 1988. 

No comments: