The very persons who accuse others are ready to commit those wrongs when they get the chance. They are not toughened enough to resist the temptation. No one stands firm for they have not found the rock of the Aathma (spirit); they have no knowledge of their Divine reality. The teaching of all the scriptures and of all the sages and saints is to recognize the Aathma (spirit) within and to build life upon that bedrock. What is required for the discovery of that bedrock? You must be able to withdraw into yourself and meditate on your own true nature, and the truth of Nature... It is the right of every seeker from every land. This is the wealth that will really save man from misery; all the rest are mere shadows, mirages, castles in the air, they drop with the body that valued them.
Bagi mereka yang (suka) menuduh orang lain, sebenarnya dia sendiri juga akan melakukan kesalahan yang sama jikalau saja kesempatan menghampirinya. Mereka belumlah cukup kuat untuk menghadapi godaan yang ada. Selama batu karang Aatma (spirit) belum ditemukan; maka selama itu pula mereka belum siap untuk menyadari realitas Divine masing-masing. Semua kitab suci dan para rishi dan sadhu mengajarkan hal yang sama, yaitu bagaimana caranya mengenali Aathma (spirit) yang ada di dalam diri kita masing-masing serta menjadikannya sebagai batu karang untuk landasan berpijak dalam kehidupan ini. Apa saja hal-hal yang diperlukan agar kita dapat menemukan batu karang itu? Yaitu bahwa kita harus sanggup untuk melakukan kontemplasi dan bermeditasi atas sifat realitas kita yang sebenarnya, yaitu our own true nature and the truth of Nature... Setiap orang dari segala penjuru dunia mempunyai hak yang sama untuk merealisasikannya. Inilah satu-satunya kekayaan yang akan menyelamatkan manusia dari penderitaan; kekayaan lainnya adalah ibarat bayang-bayang, khayalan, fatamorgana di tengah-tengah gurun pasir – yang akan ditinggalkan seiring melapuknya badan jasmani ini.
- Divine Discourse, March 26th, 1965.
No comments:
Post a Comment