
Mountain peaks are  charming from a distance; when approached, they confront us with terror-striking  jungles. So too, the world (Samsara) appears charming,  when men have not delved into its meaning and value. When discrimination is  employed to explore its value, the truth is revealed that the family jungle or  the world jungle cannot give genuine happiness. Only the Atma can give  that blessing. Can the lake, which strikes us as invitingly charming so long as  the mirage is on, quench one’s thirst?... Therefore, one should learn Self  Knowledge, the process by which one becomes aware of one’s Self Reality. By  learning it and living it, one can quench his own thirst and help to quench the  thirst of all mankind.
Puncak  pegunungan tampak sangat menawan jikalau dilihat dari jauh; namun ketika  didekati, kita akan dikonfrontir dengan hutan lebatnya yang menakutkan. Demikian  pula, dunia (Samsara) juga tampak menawan, yaitu terutama jikalau manusia belum  memahami secara benar arti dan maknanya. Seandainya kemampuan diskriminatif  telah dimanfaatkan, maka kita akan menyadari bahwa belantara kehidupan  berkeluarga atau kehidupan secara duniawi tidak akan bisa memberikan kebahagiaan  yang sebenarnya. Blessing hanya bisa diberikan oleh Atma. Apakah fatamorgana  akan bisa memuaskan rasa dahaga kita?... Untuk itulah, engkau perlu mempelajari  tentang Self Knowledge (pengetahuan tentang diri sendiri), yaitu suatu proses  pembelajaran untuk menyadari realitas diri kita yang sejati. Dengan demikian,  maka engkau akan bisa menuntaskan rasa dahagamu dan pada gilirannya engkau juga  akan bisa membantu memuaskan rasa dahaga seluruh umat manusia.  
- Vidya  Vahini
 
 
No comments:
Post a Comment