A life of spiritual practice involves the dedication of all acts to God, the offering of whatever one does or thinks or speaks at the Feet of God. You can do this only when you are aware always of the Presence of God, in and around you. Your awareness must not deviate for a moment from God. The mind must revolve round one centre, God. Your concentration must be strong and steady. You are now able to attain concentration when you walk, talk, write or cycle along. But, you say you are helpless when it is a question of concentrating on God. Why have you to struggle to acquire it? The reason is: you have no yearning, no fond attachment, no Love towards God. But, carry on with the endeavour. By means of continuous culture, it is possible to acquire it.
Kehidupan yang bernafaskan praktek spiritual mencakupi sikap dedikatif atas setiap bentuk tindakan kita kepada Tuhan, yaitu mempersembahkan segala sesuatu yang dilakukan, dipikirkan maupun yang diucapkan di hadapan kaki Tuhan. Praktek seperti itu hanya bisa dilakukan jikalau kita senantiasa menyadari kehadiran Tuhan di dalam dan di sekelilingmu. Jagalah agar kesadaran seperti itu senantiasa terpelihara setiap saat. Perhatian batinmu hendaknya hanya diarahkan ke satu titik fokus, yakni Tuhan. Konsentrasimu haruslah kuat dan mantap. Saat ini engkau sanggup berkonsentrasi ketika sedang berjalan, berbicara, menulis ataupun ketika bersepeda. Tetapi engkau mengatakan bahwa dirimu tak berdaya ketika menyangkut tentang upaya berkonsentrasi kepada Tuhan. Mengapa engkau harus begitu bersusah-payah melakukannya? Penyebabnya adalah karena engkau tidak mendambakanNya atau lebih tepatnya cinta-kasihmu kepada Tuhan masih belum cukup mendalam. Teruskanlah upaya-upayamu itu. Melalaui serangkaian kebiasaan yang terlatih, maka kemungkinan untuk mencapai konsentrasi kepada-Nya akan semakin besar.
- Divine Discourse, January 5, 1971.
No comments:
Post a Comment