Monday, January 7, 2008

Sai Inspires - 7th January 2008 (How can we let our personalities blossom?)


God incarnates to foster saintly people, it is said. By saintly people, they do not mean the dwellers in Himalayan retreats; they mean the virtuous person who forms the inner reality of every one of you, the outer appearance being but a mask which is worn to delude yourself into esteem. Every one is a saint, for he/she is an embodiment of bliss, peace and immortality. But, by allowing the crust of ego to grow thick and fast, the real nature is tarnished. By the action of satsang (the company of God-minded persons), by systematic attention to self-control and self-improvement, man can overcome the delusion that makes him identify himself with the body and its needs and cravings.

Dikatakan bahwa Tuhan berinkarnasi demi untuk memelihara orang-orang yang saleh. Yang dimaksud dengan orang-orang yang saleh bukanlah semata-mata diartikan sebagai para yogi di Himalaya; akan tetapi, pengertiannya adalah orang-orang yang berjiwa luhur yang sebenarnya merupakan inti jadi diri dari setiap orang di dunia ini. Penampilan luar ini (badan fisik) hanyalah berupa kedok/topeng yang mengaburkan jati dirimu yang mulia. Setiap orang adalah saint (orang suci), sebab setiap orang adalah perwujudan bliss (kebahagiaan), peace (kedamaian) dan imortalitas (keabadian). Oleh karena kita telah membiarkan sang ego tumbuh secara tak terkendali, maka sebagai akibatnya, jati diri kita yang sebenarnya ikut mengalami penodaan. Melalui satsang (pergaulan yang saleh) serta melalui serangkaian tindakan pengendalian dan pengembangan diri yang sistematis, kita akan bisa mengatasi delusi yang menganggap bahwa seolah-olah dirimu adalah badan jasmani ini.

- Divine Discourse, September 7, 1966.



No comments: