Sunday, May 25, 2008

Sai Inspires 25th May 2008 ( What is the relationship between worldly enjoyment, happiness and sacrifice?)

The effulgence of Divinity can be seen when the six qualities of enthusiasm, dynamism, intellect, energy, courage, and valour shine in a person. Bhoga (craving for sensual pleasures) and tyaga (the spirit of sacrifice) cannot ever co-exist. Bhoga will not allow tyaga to come anywhere near, while tyaga would strongly resist bhoga. One might wonder, "Is it possible to sacrifice, and yet be happy?" The answer is, "Yes, it is possible". If ego is effaced and there are no expectations of reward for the actions performed, sacrifice itself becomes a joyous experience; happiness and sacrifice then merge into one. Happiness is not the property of any particular individual; all are entitled to it, and everyone has the right to enjoy it. To receive your share, you must sanctify your life by serving society, using the gifts God has endowed you with.

Kecemerlangan Ilahi hanya bisa terlihat ketika engkau memiliki keenam kualitas berikut ini di dalam dirimu, yaitu: antusias, dinamis, intellect (buddhi), energi, keberanian serta keteguhan hati. Bhoga (sifat mencari-cari kenikmatan sensual) dan tyaga (semangat pengorbanan) - kedua-duanya tidak akan bisa mentolerir eksistensi masing-masing. Bila demikian halnya, engkau mungkin bertanya-tanya: "Apakah mungkin untuk berkorban namun tetap happy-happy saja?" Jawabannya adalah, "Yes, hal itu memang dimungkinkan." Ketika sang ego sudah berhasil ditaklukkan dan tiada lagi harapan/impian untuk menerima penghargaan atas tindakan/usaha yang dilakukan; maka pada saat itulah kebahagiaan dan pengorbanan merging menjadi satu. Happiness (kebahagiaan) bukanlah milik eksklusif orang-orang tertentu; seluruh manusia berhak untuk mendapatkannya dan menikmatinya. Untuk memperoleh bagian yang merupakan hakmu, maka engkau harus terlebih dahulu mengabdikan kehidupanmu dengan jalan memberikan pelayanan kepada society sembari mendaya-gunakan pemberian Tuhan yang telah diberikan kepadamu (jiwa dan raga).

- Divine Discourse, May 22, 2000.

No comments: