Friday, May 30, 2008

Sai Inspires 29th May 2008 (How can we go beyond the opposites we find ourselves in everyday?)

The mind steeped in the Love of God is beyond any shock and strain like the chloroformed patient who is oblivious of the incisions made by the surgical instruments. Love, only of this kind, can ultimately be victorious. Pain is a part of life, and must be accepted at any cost. Pleasure is an interval between two pains. But today, the devotion of people wavers with every trying circumstance. When our wishes are fulfilled, we install many photographs for worship; and when they are unfulfilled, we throw out all the photographs. We must cultivate the temperament that makes us view pleasure and pain alike. Both pain and pleasure are gifts of God, for there is no pleasure without pain, and no pain without pleasure. Culture lies in seeing this unity of pain and pleasure.

Batin yang dilandasi oleh cinta-kasih terhadap Sang Khalik tidak akan terpengaruh oleh gelombang pasang-surut kehidupan ini, persis seperti seorang pasien yang telah dibius tidak akan merasakan sakit akibat sayatan pisau ahli bedah. Cinta-kasih seperti ini pasti akan mencapai kemenangannya. Penderitaan sudah merupakan bagian dari kehidupan ini, dan engkau harus siap untuk menerimanya. Kesenangan adalah interval di antara dua penderitaan. Dewasa ini, kebanyakan orang memiliki bhakti yang tidak mantap. Ketika doa-doa atau harapanmu dikabulkan, maka engkau akan memasang foto-foto dewatamu untuk dihormati; namun apabila harapanmu tidak terpenuhi, maka engkau akan membuang semua foto-foto itu. Milikilah temperamen yang memungkinkanmu untuk menerima kesenangan maupun penderitaan secara seimbang. Semuanya itu adalah anugerah Tuhan, sebab tiada kesenangan bila tiada penderitaan, dan sebaliknya.

- Summer Showers, 1996.

No comments: