Tuesday, June 10, 2008

Sai Inspires 10th June 2008 (how we undermine the beautiful gift that God has given to each one of us which is the human body)

The human body is spoken of as a temple where the individual soul is installed. I would prefer to describe it as a house taken on rent by you. God is the Master, the owner. The jeevi (tenant) has taken it on rent and is occupying it. The rent has to be paid in the form of good deeds, good thoughts, good speech and good conduct. But, the tenant ignores the owner and does not pay the rent. So, the Master has to compel the man to vacate. He sends 'notices' reminding him of the need to vacate, unless he pays the rent. Grey hairs are the first intimation; the tenant dyes his hair and pays no heed to the warning. The teeth fall out; that is the second warning. The tenant gets a denture fixed and ignores this reminder too. Cataract in the eye is the next warning of the need to leave the house; an operation helps him to pass it by. Glasses restore his sight. The skin becomes loose, wrinkled. This warning too is unheeded; the man hides the signal with the help of cosmetics. So, the owner has to send his emissaries - a few fatal illnesses - and force him to clear out of the house. Why stick on, for years, like crows? Far better to live happily like a royal swan, albeit for a short span. Live ideal lives through controlled minds.

Badan fisik manusia disebut sebagai kuil dimana terdapat jiwa masing-masing individu. Aku lebih suka menyebutnya sebagai rumah sewaan. Tuhan adalah pemilik rumah itu. Jeevi (manusia) telah menyewanya dan sedang menghuni rumah tersebut. Sewa 'rumah' haruslah dibayar dalam bentuk perbuatan bajik, pemikiran, ucapan serta perilaku yang baik. Namun yang disayangkan adalah bahwa kebanyakan para penyewa suka melupakan pemilik rumah itu dan tidak jarang malah tidak mau bayar sama sekali. Akibatnya, sang pemilik rumah - mau-tidak-mau - harus melakukan tindakan pengusiran. Untuk itu, Beliau telah mengirimkan beberapa peringatan-peringatan awal agar si penyewa segera membayar sebelum diusir keluar. Adapun peringatan-peringatan itu antara lain sebagai berikut: rambut yang mulai beruban, namun si penghuni rumah masih juga tidak peduli, ia malahan melakukan toning rambutnya agar kembali menjadi hitam. Peringatan kedua adalah gigi yang mulai copot, namun si penghuni masih bisa mengakalinya dengan berkunjung ke dokter gigi. Peringatan ketiga adalah katarak yang mulai timbul di mata, namun kembali lagi hal ini bisa diakali melalui operasi dan dengan menggunakan kaca-mata khusus. Peringatan selanjutnya, kulit yang mulai berkeriput, tetapi manusia masih tidak peduli dan malahan menggunakan kosmetik untuk menutupi raut wajah yang sudah berkeriput itu. Sebagai langkah terakhir, si pemilik rumah memberikan peringatan dengan cara mengirimkan penyakit fatal yang memaksa agar para penghuni yang bandel itu segera mengosongkan rumahnya. Pertanyaannya adalah mengapa engkau begitu bersikeras untuk hidup sedemikian lama bagaikan kawanan burung gagak? Adalah jauh lebih berharga hidup dalam jangka pendek tapi bagaikan kawanan angsa yang terhormat. Jalanilah kehidupan ideal dengan melalui pengendalian mind (pikiran).

- Divine Discourse, February 5, 1981.

No comments: