Kita harus melakukan daya-upaya untuk memurnikan dan meluhurkan buah-buah pikiran yang timbul di dalam batin. Apabila terdapat buah pikiran yang terlintas di dalam batinmu, maka sebaiknya engkau meluangkan waktu beberapa menit untuk menganalisa buah-buah pikiran tersebut untuk menentukan apakah pikiran tersebut terkategori sebagai pikiran bajik atau tidak, apakah pikiran tersebut akan menghasilkan kebaikan bagi negerimu atau tidak, dan apakah pikiran tersebut akan memberi manfaat bagi masyarakat di sekitarmu atau tidak..... Jikalau buah-pikiran itu terkategori sebagai yang negatif, maka engkau harus sesegera mungkin meninggalkannya; dan sebaliknya jikalau tergolong sebagai buah pikiran positif, maka engkau harus melakukan daya upaya untuk memelihara dan mendukungnya. Seperti halnya ketika engkau melihat tanaman berduri, maka engkau akan segera menyingkirkannya, sebaliknya jikalau sebuah pohon tanaman yang berbuah sedang tumbuh, maka kita akan berusaha untuk memeliharanya agar dapat tumbuh besar dan subur. Demikian pula halnya dengan hati manusia, ketika pemikiran yang negatif muncul, maka kita harus segera mencabutnya dari akar-akarnya dan membuangnya. Sebagaimana halnya benih tanaman yang akan tumbuh menjadi besar, maka demikian pula, manusia harus berusaha untuk tumbuh-besar dan akhirnya menjadi Madhava (Tuhan). Dalam hal ini, kualitas diri pribadi kita masing-masing menjadi faktor penentunya. Baik dalam obyek yang bernyawa maupun tidak, promosi kualitas-kualitas positif itu sangat tergantung pada bagaimana caranya engkau mempromosikan serta memelihara kualitas positif yang ada di dalam dirimu sendiri.
- Summer Course, 1976.
No comments:
Post a Comment