Saturday, June 7, 2008

Sai Inspires 1st June 2008 (the wonderful spiritual message from the game of football)

A game of football is played by two teams, each team consisting of ten players playing on each side of the field. While playing, each team strives to score a goal by shooting the ball between the two goal posts. Life is a game, in which one has to aim at leading one's life between the two goal posts of secular and spiritual education. While playing football, one kicks the ball as long as it is filled with air. Once the football is deflated, no one kicks it. The air in the football signifies the presence of ego. A man swayed by ego would have to receive blows until he becomes devoid of ego. Only a deflated ball is taken by the hands, whereas an inflated ball is kicked mercilessly. Similarly, a person who has destroyed his ego is well respected, whereas the person who allows himself to be swayed by ego becomes the target of all sorts of attacks. Only a person who is free from ego can transform himself into an ideal man.

Permainan sepak-bola dilakoni oleh dua tim, dimana masing-masing regu/tim terdiri atas sepuluh orang pemain yang mengisi kedua sisi lapangan sepak-bola itu. Ketika sedang bermain, masing-masing tim akan berupaya untuk mencetak gol melalui tendangan bola yang diupayakan untuk disarangkan melalui kedua-buah tiang (yang dinamakan sebagai gawang) Nah, kehidupan kita ini dapat diibaratkan seperti permainan sepak bola itu, dimana masing-masing orang mempunyai tujuan hidupnya baik di bidang sekuler (keduniawian) maupun spiritual. Ketika sedang bermain bola, maka selama bola itu masih berisi udara, maka ia akan selalu ditendang ke sana dan kemari. Kehadiran udara di dalam bola merepresentasikan sang ego. Artinya adalah bahwa manusia yang terombang-ambing oleh kuasa ego akan selalu menerima tendangan, sebaliknya hanya bola yang sudah kempes sajalah yang selamat dan dibawa dengan tangan. Demikianlah analoginya, manusia yang telah menghancurkan egonya akan dihormati dengan baik, sedangkan mereka yang masih terjerat oleh ego akan menjadi target dari segala bentuk serangan. Hanya manusia yang bebas dari ego sajalah yang bisa mentransformasi dirinya menjadi manusia ideal.

- Summer Showers, 1996 .

No comments: