Permainan sepak-bola dilakoni oleh dua tim, dimana masing-masing regu/tim terdiri atas sepuluh orang pemain yang mengisi kedua sisi lapangan sepak-bola itu. Ketika sedang bermain, masing-masing tim akan berupaya untuk mencetak gol melalui tendangan bola yang diupayakan untuk disarangkan melalui kedua-buah tiang (yang dinamakan sebagai gawang) Nah, kehidupan kita ini dapat diibaratkan seperti permainan sepak bola itu, dimana masing-masing orang mempunyai tujuan hidupnya baik di bidang sekuler (keduniawian) maupun spiritual. Ketika sedang bermain bola, maka selama bola itu masih berisi udara, maka ia akan selalu ditendang ke sana dan kemari. Kehadiran udara di dalam bola merepresentasikan sang ego. Artinya adalah bahwa manusia yang terombang-ambing oleh kuasa ego akan selalu menerima tendangan, sebaliknya hanya bola yang sudah kempes sajalah yang selamat dan dibawa dengan tangan. Demikianlah analoginya, manusia yang telah menghancurkan egonya akan dihormati dengan baik, sedangkan mereka yang masih terjerat oleh ego akan menjadi target dari segala bentuk serangan. Hanya manusia yang bebas dari ego sajalah yang bisa mentransformasi dirinya menjadi manusia ideal.
- Summer Showers, 1996 .
No comments:
Post a Comment