There are questions raised: Of what relation is society and social ties with spirit and its glory? Of what relation is the spirit with society's tangles and trickeries? Such questions arise from erring minds. Spiritual endeavour must aim at individual illumination, social betterment and the divinization of the human community. This is extremely urgent and essential. While in society, the divinity inherent in man can blossom more quickly, more widely, more fragrantly. You recognize the world, but, not God who is immanent in it! So too, you see the individual but, not the corpus that is immanent in society.
Beberapa pertanyaan telah diajukan, yaitu yang mempertanyakan tentang keterkaitan antara society (masyarakat) dan hubungan sosial dengan spirit (jiwa) dan kemuliaannya. Apa yang menjadi benang penghubung antara spirit dengan segala kekusutan dan tipu-daya yang eksis di tengah-tengah masyarakat? Pertanyaan seperti ini muncul dari mind yang terjebak dalam kesesatan. Upaya-upaya spiritual hendaknya ditujukan demi untuk tercapainya iluminasi setiap individu, sehingga dapat menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi kehidupan sosial dan akhirnya untuk tercapainya divinization (divinisasi) komunitas umat manusia. Kebutuhan tersebut sudah sangat mendesak dan penting sekali. Divinity yang laten ada di dalam diri setiap insan dapat tumbuh dan berkembang secara cepat dan meluas, hanya apabila manusia berada di tengah-tengah society. Sayang sekali bahwa engkau hanya mengenali dunia ini, tetapi tidak menyadari Tuhan yang melingkupi segalanya! Dengan perkataan lain, engkau hanya melihat individu dari aspek luarnya saja, dan bukannya inti-sejati yang menjiwai segenap society.
No comments:
Post a Comment