Man has in him all the Bliss, as well as all the equipment needed to unravel it; but, he is caught in dire ignorance of his own inner resources. He can have supreme peace but, he does not strive to earn it; his attempts are weakened by doubt and indecision, and so, they are doomed to failure. Of course, there is the flow of water underneath the ground. But, how can we benefit by it unless efforts are made to dig down into that source? A good deal of 'desire-for-sense-satisfaction' has to be removed before that inner spring of peace and joy can be tapped.
Sumber bliss sebenarnya ada di dalam diri setiap orang, dan demikian pula, perkakas atau instrumen yang dibutuhkan untuk menggali sumber kebahagiaan itu juga sudah tersedia di dalam diri masing-masing. Namun oleh karena kebodohan batinnya, manusia tidak menyadari hal tersebut. Upaya-upaya manusia untuk mencapai kedamaian telah sedemikian rupa diperlemah oleh keragu-raguannya sendiri, dan itulah sebabnya, mereka akan berhadapan dengan kegagalan. Di bawah permukaan tanah ini terdapat aliran atau sumber mata air. Namun kita tidak akan bisa memanfaatkannya sebelum dilakukan tindakan pengeboran hingga mencapai titik sumbernya. Dengan analogi yang sama, engkau juga perlu menyingkirkan terlebih dahulu ‘keinginan untuk memperoleh kepuasan indriawi’ sebelum engkau bisa mencapai sumber kedamaian dan kebahagiaan yang ada di dalam dirimu sendiri.
No comments:
Post a Comment