All men are kith and kin, one family, one aspiration, one attempt at one acquisition. They are all equally Divine; all form the Universal Body of the One God. All are heirs to the Aanandha (bliss) that this awareness can give. Of course, society does not happen when people gather by chance, or get together with no common goal of good. The many-faceted skills and intelligences that are contributed by the many must flow pure and clear, untarnished by egoistic desires along the channel of the spirit; then, they will feed the roots of truth and goodness; they will ensure peace, for, all ideas, of high and low will disappear. This is the criterion for a stable, strong and sweet society; not, mere numbers. Be conscious of the God in each and in all; then, inner equality will impress each so indelibly that the awareness will stay undisturbed. Peace will reign in each and all..
Manusia adalah bagaikan sanak-saudara satu sama lainnya, anggota satu keluarga yang memiliki satu aspirasi dan yang bersama-sama berupaya untuk mencapai satu hal. Mereka semuanya memiliki sifat Divinity dan bersama-sama membentuk Badan Universal dari Satu aspek ke-Tuhan-an. Masing-masing mempunyai hak yang sama dalam mewarisi Aanandha (Bliss) yang dapat diberikan oleh kesadaran (awareness). Memang society tidak serta-merta terbentuk dengan hanya berdasarkan adanya perkumpulan beberapa orang secara kebetulan dan tanpa adanya tujuan bersama yang jelas. Keaneka-ragaman ketrampilan dan kepintaran yang dikontribusikan oleh beberapa orang haruslah mengalir secara murni dan jernih serta tidak ternoda oleh keinginan-keinginan egoistik sepanjang perjalanan Spirit (jiwa). Bila hal itu tercapai, maka ia akan semakin memperkaya akar-akar kebenaran dan kebajikan; sehingga kelak akan membuahkan kedamaian (batin). Inilah kriteria-kriteria suatu society yang mantap, kuat dan indah. Society tidaklah semata-mata ditentukan oleh jumlah kuantitasnya saja. Sadarilah aspek ke-Tuhan-an yang ada di dalam diri setiap insan, sedemikian rupa sehingga kesadaran tersebut tidak akan terganggu (stabil) demi untuk tercapainya kedamaian batin bagi semuanya.
- Divine Discourse, October 1971.
No comments:
Post a Comment