Man is Sathyam, Shivam and Sundharam (Truth, Goodness and Beauty). That is why he is drawn by the true, the beautiful and the good. He hates being labeled a liar or an ugly person or a bad character! Man has to go out of his way, take special pains, to tread the path of falsehood; it is more difficult for him to sustain a lie than support the truth. So, man is turning back on his destiny when he revels in falsehood, ugliness and wickedness...Man is bound to God, by the same destiny. He can get sound and sweet sleep only in the lap of God. Separated from Him, he can only wail.
Manusia adalah Sathyam, Shivam dan Sundharam (Kebenaran, Kebajikan dan Keindahan). Itulah sebabnya ia tertarik kepada unsur-unsur kebenaran, keindahan dan kebajikan. Dia merasa benci jikalau disebut sebagai pembohong ataupun orang jelek atau yang memiliki karakter buruk! Adalah jauh lebih sulit untuk mempertahankan kebohongan daripada kebenaran. Apabila seseorang hidup dalam kebohongan dan kejahatan, maka itu berarti bahwa ia sedang menutupi nasib(baik)nya sendiri... Manusia terikat kepada Tuhan. Ia hanya bisa tertidur lelap dan nyenyak apabila berada di pangkuan-Nya. Jikalau ia terpisah dari Tuhan, maka ratap-tangis tidak akan jauh darinya.
- Divine Discourse, March 1st, 1968.
No comments:
Post a Comment