Monday, November 5, 2007

Sai Inspires - 4th November 2007 (What is the inner significance behind chanting "Shanthi" three times at the end of every prayer session?)

The word Shanthi is pronounced three times at the end of every prayer, ritual or offering. What is the meaning behind this? The first Shanthi means: "May we enjoy peace for the body." It means that the body should not get heated by feelings of jealousy, hatred, attachments and the like. Whatever news you receive about any event, you should receive it with calmness and serenity...The second Shanthi pertains to the mind. You should not get worked up when someone says something about you which is not true....and the third Shanthi refers to peace of the soul. This peace has to be realized through love. This world has to be brought back on to the rails and it is love and peace alone which can achieve this. Fill your thoughts, actions, emotions with love, truth and peace. There may be people who may hate us but love them too.

Kata “Shanthi” diucapkan sebanyak tiga kali pada bagian akhir setiap doa, ritual ataupun persembahan. Apa arti kata-kata tersebut? “Shanti” yang pertama diartikan sebagai: “Semoga kita menikmati kedamaian untuk badan jasmani.” Artinya, semoga badan fisik kita tidak menjadi panas oleh karena perasaan cemburu, benci, kemelekatan dan sejenisnya. Apapun juga jenis berita yang kau terima dalam setiap kejadian, engkau harus menerimanya secara tenang dan damai.... “Shanti” yang kedua berkaitan dengan batin (mind). Artinya, engkau harus menjaga batin atau pikiranmu untuk tidak menjadi teragitasi sebagai akibat adanya ucapan-ucapan orang lain terhadap dirimu secara tidak benar.... dan “Shanti” yang ketiga berkaitan dengan ketenangan jiwa. Ketenangan ini hanya bisa dihasilkan melalui cinta-kasih. Dunia ini harus dikembalikan ke jalannya yang benar dan hal itu hanya bisa tercapai melalui jalan cinta-kasih dan kedamaian. Isilah pikiranmu, tindakanmu dan emosimu dengan cinta-kasih, kebenaran dan kedamaian. Mungkin ada orang-orang yang membenci kita, namun kita tetap perlu mencintai mereka juga.

- Divine Discourse, December 9, 1985.

No comments: