Every object in the world has got certain unique qualities. The quality that is the vital essence of the object reveals its Dharma. For instance, it is the basic quality of fire to burn - burning is its Dharma. When the fire loses its capacity to burn, it ceases to be fire and becomes mere charcoal. Sweetness is the inherent quality of sugar....A rose flower has the natural quality of exuding fragrance... In the same manner, for man, the quality of Ananda (bliss) that flows from his heart is his inherent Dharma. But man today, for the sake of external achievements, forgets this inherent nature. For all, whether they are educated or not, there is one common Dharma: They should extend to others the same honour and regard which they expect others to show towards them so that they may feel happy. We should not do to others anything which if others do to us will cause pain and unhappiness to us.Setiap obyek di dunia ini mempunyai ciri-khas kualitasnya masing-masing. Jenis kualitas yang merupakan esensi vital dari obyek bersangkutan merupakan Dharma baginya. Sebagai contoh, kualitas dasar dari api adalah membakar, oleh sebab itu burning (pembakaran) merupakan Dharma bagi sang api. Ketika sang api kehilangan kemampuannya untuk membakar, maka ia hanyalah berupa charcoal (kayu-arang). Contoh lainnya, rasa manis adalah kualitas mendasar dari gula... Bunga mawar mempunyai kualitas dasar untuk menyebarkan rasa harum.... Demikian pula, bagi manusia, kualitas dasarnya adalah Ananda (bliss) yang mengalir dari hatinya. Namun sayangnya, manusia dewasa ini telah melupakan sifat-sifat dasarnya sebagai akibat terlalu mengejar-ngejar pencapaian eksternal. Bagi setiap orang - baik yang terpelajar maupun tidak - terdapat satu Dharma yang umum, yaitu: mereka harus memberikan penghormatan kepada orang lain sebagaimana mereka ingin dihormati oleh orang lain. Janganlah kita melakukan sesuatu hal yang melukai maupun yang menimbulkan ketidak-senangan bagi orang lain.
- Divine Discourse, March 26, 1988